Search This Blog

Sunday, 21 June 2015

Makalah Perdagangan internasional

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam  perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga Negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara maupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut.
          Pada makalah ini saya akan membahas tentang “Pengaruh Tanaman Kakao bagi Perdagangan Internasional”. Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan banyaknya penduduk yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Oleh karena itu pembangunan bangsa dititik beratkan pada sektor pertanian. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.     Bagaimana pola pertanian yang diterapkan selama ini dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya demi lancarnya sistem perdagangan internasional?
2.    Apa saja kendala yang dirasakan petani dalam memasarkan produknya kejenjang internasional?
1.3 TUJUAN
1.Memahami pentingnya pertanian dalam perdagangan internasional.
2.    mengetahui kendala-kendala yang dialami di dalam memasarkan produknya, baik di dalam negeri maupun d luar negeri.








BAB II
PEMBAHASAN

KEUNGGULAN KOOMPRATIF DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Potensi kakao memiliki prospek yang baik dalam pengembangannya yang mampu mengisi peluang pasar. Semakin melonjaknya harga komoditi pertanian yang berorientasi ekspor khususnya kakao, maka petani terdorong untuk meningkatkan produksi yang akhirnya mendapatkan pendapatan atau keuntungan yang lebih tinggi.
Keberhasilan sutau usaha tani tergantung bagaimana kemapuan, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki petani itu sendiri. Pada tahap produksi, terdapat beberapa hal yang dapat dilihat sebagai faktor-faktor produksi, yaitu faktor alam, faktor modal, faktor tenagakerja, dan faktor teknologi serta proses kerja petani yaitu pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Petani kakao dapat menjual hasil produksi kakao melalui para pembeli yang biasa disebut sebagai pengepul/pengumpul. Para pengumpul ini datang ke desa hanya 1 minggu sekali yaitu pada hari sabtu. Selain pengumpul mingguan, ada juga para pengumpul yang dapat membeli biji kakao setiap hari, hanya saja harga beli yang ditawarkan sedikit murah. Petani kakao biasanya menjual hasil produksi setiap 3 hari sekali setiap 1 minggu sekali. Tidak ada tempat transaksi khusus, petani dapat menunggu para pengumpul datang ke rumah mereka. Namun ada juga petani yang membawanya ke tempat pengumpul untuk dijual.
Harga kakao dengan kualitas yang baik biasanya dijual dengan harga Rp. 15.000-Rp 25.000/ Kg. Semakin baik kualitasnya semakin tinggi harga jualnya. Sebaliknya kakao dengan kualitas rendah biasanya dijual berkisar Rp.9.000/Kg, semakin rendah kualitasnya maka semakin rendah harga jualnya.
Keinginan yang besar dari petani untuk tetap menjaga ke-eratan hubungan sosial sering memaksa dan menghilangkan rasionalitas petani dalam berbisnis. Artinya, kebanyakan petani di pedesaan lebih cenderung untuk menomor-satukan hubungan resiprositas sosial dibandingkan dengan keuntungan bisnis semata, meskipun bisnis kakao tersebut merupakan penyokong kehidupan ekonomi keluarga. Realitas seperti ini bukan sesuatu yang mustahil adanya, karena sampai saat ini, di pedesaan masih banyak dijumpai pengepul/pengumpul, disamping berperan sebagai pembeli produksi kakao, juga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan petani petani kakao lain; baik itu sebagai mertua/famili, atau pemberi dana bagi kehidupan rumah tangga, dsb. Jadi karena hubungan patron-client tersebut sudah bercampur aduk dengan hubungan sosial kekeluargaan, maka hubungan resiprositas dan keterikatan sosial tersebut, pada akhirnya dapat menyulitkan posisi petani dalam adu tawar-menawar dalam proses penentuan harga bagi produksi kakaonya. Karenanya kebanyakan mereka, suka atau tidak, terpaksa atau rela, mereka pasrah dan menerima harga yang telah ditentukan (sepihak) oleh para pengepul.
Hal lain yang juga berperan ikut menentukan tingkat pendapatan petani adalah rantai pemasaran kakao, sebab kenyataan menunjukkan bahwa banyaknya lapisan pedagang yang terlibat, sehingga menjadikan rantai tataniaga kakao di sini cukup panjang, dan kondisi demikian sudah merupakan suatu fenomena lama. Petani tidak pernah bisa langsung dalam memasarkan produksi kakaonya kepada pabrik atau pedagang eksportir karena tidak adanya mitra. Panjangnya rantai tataniaga itu berakibat kepada rendahnya harga jual di tingkat petani, karenanya petani hanya bisa menerima harga kakao apa adanya.
Ditingkat petani, sebagian petani mencari informasi harga kepada petani lain yang telah melakukan penjualan atau kepada pedagang pengumpul lainnya yang bukan menjadi langganannya. Tetapi sebagian besar petani hanya menerima informasi harga dari pedagang langgananya karena factor kepercayaan. Kondisi tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi petani karena pedagang pada umumnya memberikan informasi harga yang memberikan keuntungan baginya, sebagai suatu penerapan kekuatan daya beli. Walupun demikian para petani lebih senang membudidayakan tanaman kakao. para petani mengakui Pola hidup sudah berubah, baik cara makan, cara berpakaian, pola interaksi, dan mobilitas sosial. Dari segi rumah tangga, jika dahulu rata-rata rumah dengan atap nipa, sekarang sudah berubah menjadi atap seng, bahkan sudah banyak yang memiliki rumah permanen yang terbuat dari batu. Perabot rumah dengan beberapa stel kursi tamu dan beberapa buah lemari sudah dimiliki. Bahkan hampir semua rumah sudah memiliki televisi. Pemilikan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, sudah tersebar sampai ke pelosok-pelosok desa. Untuk alat komunikasi, orangtua maupun anak-anak rata-rata sudah memiliki handphone.
Selain itu tanaman kakao sebagai tanaman berkayu sebagai penggunaan modal ekologis yang paling efektif untuk meningkatkan keseimbangan sistem-sistem pertanian dataran tinggi. Perubahan ekologis ini memberikan kontribusi positif untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir. Tanaman berkayu salah satu penyebab pada pembabatan hutan, namun ketika hutan musnah ternyata tanaman kakao sebagai tanaman berkayu dapat tampil dijadikan alat peremajaan hutan dan menjadi hutan produksi.
PERAN TANAMAN KAKAO DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Karena sangat dibutuhkannya komoditas kakao ini baik di pasar lokal maupun internasional, maka sebagai produsen terbesar, Indonesia perlu untuk merevitalisasi usaha agribisnis kakao. Dimana revitalisasi usaha agribisnis kakao ini diarahkan untuk penyediaan kakao bagi industri-industri lokal maupun internasional, peningkatan pendapatan petani sebagai  produsen kakao dan peningkatan sumber pendapatan Negara. Kekayaan alam kakao yang dimiliki Indonesia yang berlimpah harus tetap dijaga bahkan perlu ditingkatkan melalui kebijakan-kebijakan pemerintah dan kerjasama dengan petani kakao maupun kerjasama luar negeri agar Indonesia tetap menjadi produsen kakao terbesar di dunia. Selain itu tanaman kakao sebagai tanaman berkayu sebagai penggunaan modal ekologis yang paling efektif untuk meningkatkan keseimbangan sistem-sistem pertanian dataran tinggi. Perubahan ekologis ini memberikan kontribusi positif untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir. Tanaman berkayu salah satu penyebab pada pembabatan hutan, namun ketika hutan musnah ternyata tanaman kakao sebagai tanaman berkayu dapat tampil dijadikan alat peremajaan hutan dan menjadi hutan produksi.
            Indonesia sendiri adalah negara produsen utama kakao dunia. Tercatat seluas 1,4 juta hektar dengan produksi kurang lebih 500 ribu ton pertahun, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Pantai Gading, dengan luas area 1,6 Ha dan produksinya sebesar 1,3 juta ton per tahun dan Ghana sebesar 900 ribu ton per tahun.
            Pertumbuhan perluasan kebun kakao di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2009 meningkat sebesar 8 persen. Tercatat pada tahun 2009 perkebunan kakao di Indonesia meningkat menjadi 1.432.558 Ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar dikelola oleh rakyat dan selebihnya dikelola perkebunan besar negara serta perkebunan besar swasta.
            Luas perkebunan tersebut menunjukan bahwa kakao di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Mengingat biji kakao maupun produk olahan kakao adalah komoditit yang diperdagangan secara internasional. Indonesia termasuk negara pengekspor penting dalam perdaganagan biji kakao. Karena dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai keunggulan yaitu tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.
            Meskipun demikian, agribisnis kakao Indonesia masih menghadapi berbagai masalah kompleks antara lain produktivitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao.
            Untuk pengembangan dan peningkatan daya saing produk kakao, pemerintah telah mengeluarkan serangkaian kebijakan produksi dan perdagangan produk olahan kakao. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing dengan meningkatkan produk olahan kakao. Namun, industri pengolahan kakao di Indonesia hingga saat ini belum berkembang, bahkan tertinggal dibandingkan negara-negara produsen olahan kakao yang tidak didukung ketersediaan bahan baku yang memadai, seperti Malaysia. Pengembangan daya saing diperlukan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi kakao dan produk kakao Indonesia di pasar ekspor, baik dalam kaitan pendalaman maupun perluasan pasar. Peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan melakukan efisiensi biaya produksi dan pemasaran, peningkatan mutu dan konsistensi standar mutu.

EKSPOR KAKAO TERHADAP EKSPOR INDONESIA
            Komoditas ekspor kakao selama sepuluh tahun terakhir ternyata kontribusi terhadap total ekspor nasional masih kecil yaitu rata-rata sebesar 1,04 persen. Tercatat nilai ekspor kakao tahun 2011 mencapai US$ 1,3 milyar. Namun, sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2011, kakao terus mengalami peningkatan sharenya terhadap ekspor nasional. Rata-rata sharenya terhadap ekspor nasional adalah sebesar 1 persen. Untuk tahun 2011 kontribusi terhadap ekspor nasional sebesar 1,04 persen. Dan ke depan kontribusi ini dapat ditingkatkan bila daya saing komoditas ini juga ditingkatkan demikian juga pengembangan produk dan peningkatan nilai tambah produk-produk kakao.

EKSPOR KAKAO DAN IMPOR INDONESIA
            Negara tujuan utama ekspor kakao dari Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Amerika, China dan Brazil yang menguasai sebesar 93,1 persen. Komoditi yang diekspor dari Indonesia lebih banyak berupa cocoa beans, whole or broken, raw or roasted untuk diolah di negara tujuan menjadi produk cokelat olahan. Biji kakao Indonesia memiliki keunggulan melting point Cocoa Butter yang tinggi, serta tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana maupun Pantai Gading. Nilai ekspor komoditas kakao sepuluh tahun terakhir yaitu dari 2002 sampai dengan 2011, terus mengalami peningkatan. Walaupun nilai impor juga terus mengalami peningkatan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
            Selama sepuluh tahun rata-rata ekspor kakao dari Indonesia sebesar hampir US$ 999,6 juta sedangkan rata-rata impor sepersepuluh nilai ekspor yaitu US$ 105 juta. Pada tahun 2011 nilai ekspor kakao Indonesia terjadi penurunan. Tercatat juga bahwa total nilai ekspor dunia juga mengalami penurunan dari tahun 2010 cukup besar. Hal ini terjadi karena permintaan negara-negara Eropa menurun sebagai akibat krisis ekonomi di kawasan tersebut. Hal ini juga berimbas pada permintaan negara-negara lainnya sebagai mitra dagang Eropa seperti China. Dengan menurunnya permintaan dari China maka berarti menurun pula permintaan kakao dari Indonesia. Untuk tahun 2011 nilai ekspor kakao Malaysia lebih tinggi dibanding nilai ekspor kakao Indonesia.
            Nilai ekspor kakao terbesar masih dikuasai oleh negara Pantai Gading dan Ghana. Pada umumnya ekspor kakao negara-negara ini sudah melalui fermentasi sehingga harganya lebih tinggi dibanding dengan yang belum difermentasi. Artinya kualitas ekspor kakao Indonesia perlu ditingkatkan guna meningkatkan nilai tambah ekspor, salah satunya melalui fermentasi. Diperkirakan bila melalui fermentasi nilai tambah ekspor kakao perkg bertambah Rp 3000. Saat ini di dalam negeri harga kakao berkisar antara Rp 15.000 perkg sampai dengan Rp 24.000 perkg.
            Hambatan ekspor saat ini yang banyak dikeluhkan para petani kakao adalah diterapkannya Bea Keluar. Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) menyantumkan tarif bea keluar ekspor biji kakao bila harga 2.000-2.750 dollar AS per ton dikenai pajak 5 persen. Untuk harga 2.750-3.500 dollar AS per ton, dikenai pajak 10 persen, sedangkan harga diatas 3.500 dollar AS per ton maka 16  bea keluarnya 15 persen. Harga ekspor ini disesuaikan dengan fluktuasi tarif internasional dari bursa berjangka di New York.       

DAYA SAING KAKAO DI INDONESIA
            Menurut Buku Tarif Bea Masuk Indonesia/Harmonized System (HS) 2 digit maka kakao bernomor HS 18. Komoditas ini merupakan komoditas unggulan Indonesia yang mempunyai daya saing cukup bagus karena memiliki RCA lebih besar dari satu.
            Sepuluh tahun terakhir keunggulan komparasi kakao Indonesia rata-rata diatas 4, yang berarti daya saing ekspor kakao Indonesia cukup bagus. Namun tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 2,75 yang hampir sama dengan RCA Malaysia yang sebesar 2,52. RCA Indonesia dan Malaysia ini sangat jauh dengan RCA negara Pantai Gading yang menguasai pasar dunia ataupun dengan Ghana. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2, sebagai berikut :

INDEKS SPESIALIS PERDAGANGAN KAKAO INDONESIA
            Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) merupakan indeks yang digunakan untuk menganalisis posisi atau tahapan perkembangan komoditas kakao Indonesia. Indeks ini dapat memberi gambaran apakah spesialisasi Indonesia sebagai negara importir ataukah eksportir kakao. Demikian juga Indeks Konsentrasi Pasar (IKP) atau Hirschman Herfindahl Index (HHI) memberikan gambaran kerentanan ekspor kakao ke negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia seperti Malaysia, Singapura, China, Amerika dan Perancis.
            Pada Tabel 3, Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) Indonesia menunjukkan rata-rata di atas 0,80 dan tahun 2011 sebesar 0,77. Hal ini mengindikasikan bahwa spesialisasi Indonesia masih sebagai negara eksportir kakao. Bila dibandingkan ISP negara Pantai Gading dan Ghana sangatlah jauh. Negara ini merupakan eksportir utama dunia sehingga Pantai Gading ISPnya 1. Demikian juga Ghana mendekati 1 atau 0,99.



















BAB III
PENUTUP

1.1          KESIMPULAN
Indonesia merupakan penghasil kakao namunn dari segi produktivitas masih rendah. Tersedianya lahan perkebunan kakao yang telah ada seharusnya dapat memberikan peluang untuk menghasilkan produksi kakao yang lebih besar lagi dengan pengelolaan tanaman yang tepat dan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan biji kakao dengan kualitas yang tinggi. Demikian pula dilihat dari segi pengolahan, kakao yang dihasilkan oleh petani tidak diolah secara baik (difermentasi) tetapi sebagian besar langsung diekspor dalam bentuk biji kakao sehingga nilai tambah yang dihasilkan sedikit.
Kontribusi ekspor komoditas kakao Indonesia selama tahun 2002 sampai dengan 2011 terus mengalami kenaikan dan rata-rata kontribusi terhadap  ekspor nasional sebesar 1 persen. Demikian juga nilai impor komoditas ini terus mengalami tren naik, rata-rata impornyapun mengalami peningkatan terutama dari produk-produk turunan kakao.


1 comment:

  1. LEGENDAQQ.NET
    Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
    - Domino99
    - BandarQ
    - Poker
    - AduQ
    - Capsa Susun
    - Bandar Poker
    - Sakong Online
    - Bandar 66

    Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
    - Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
    - Kartu Anda Akan Lebih Bagus
    - Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
    - Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
    - Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
    - Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
    - Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
    - Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
    - LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
    - Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.

    Fasilitas BANK yang di sediakan :
    - BCA
    - Mandiri
    - BNI
    - BRI
    - Danamon

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : 2AE190C9
    - Facebook : LegendaqqPoker

    Link Alternatif :
    - www.legendaqq(dot)net
    - www.legendapelangi(dot)com
    NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^

    ReplyDelete