APAKAH LIMBAH TEKSTIL ITU ?
Limbah tekstil merupakan limbah yang
dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji,
penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses
penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak
dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan
sistesis.
Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia
rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD.
Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat
alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton produk lebih besar
untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar,
berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton. Informasi tentang
banyaknya limbah produksi kecil batik tradisional belum ditemukan.
PROSES PEMBUATAN TEKSTIL
Serat buatan dan serat alam (kapas) diubah
menjadi barang jadi tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas
dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi
benang. Sebelum proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas
dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku. Zat kanji yang lazim
digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil
selulosa (CMC). Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses
kering.
Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk
pati) atau hanya air (untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat
memakai enzim. Sering pada waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan
pengikisan (pemasakan) dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran
dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium
hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan
kekuatannya.
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam
perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk
pewarnaan. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain
buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida).
Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau
dengan memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan
pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di Indonesia denim biru (kapas)
dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna.
Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau
kasa.
SUMBER LIMBAH
Larutan penghilang kanji biasanya langsung
dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA,
CMC, enzim, asam. Penghilangan kanji biasanya memberi kan BOD paling banyak
dibanding dengan proses-proses lain. Pemasakan dan merserisasi kapas serta
pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan
asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini
menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat
bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang
digunakan. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna
dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti
fenol dan logam. Di Indonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak
dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada
pewarnaan.
JENIS LIMBAH
1. Logam
berat terutama As, Cd, Cr, Pb, Cu,
Zn .
2. Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing)
3. Pigmen, zat warna dan pelarut organic
4. Tensioactive (surfactant)
2. Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing)
3. Pigmen, zat warna dan pelarut organic
4. Tensioactive (surfactant)
PENANGANAN LIMBAH
1. Langkah pertama untuk
memperkecil beban pencemaran dari operasitekstil adalah program
pengelolaan air yang efektif dalam pabrik, menggunakan :
- Pengukur dan pengatur laju alir
- Pengendalian permukaan cairan untuk mengurangi tumpahan
- Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
- Pengurangan pemakaian air masing-masing proses
- Otomatisasi proses atau pengendalian proses operasi secara
cermat
- Penggunaan kembali alir limbah proses yang satu untuk penambahan
(make-up) dalam proses lain (misalnya limbah merserisasi untuk membuat penangas
pemasakan atau penggelantangan)
- Proses kontinyu lebih baik dari pada proses batch (tidak
kontinyu)
- Pembilasan dengan aliran berlawanan
2. Penggantian dan pengurangan
pemakaian zat kimia dalam proses harus diperiksa pula :
- Penggantian kanji dengan kanji buatan untuk mengurangi BOD
- Penggelantangan dengan peroksi da menghasilkan limbah yang
kadarnya kurang kuat daripada penggelantangan pemasakan hipoklorit
- Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata yang
menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
3. Zat pewarna yang sedang dipakai
akan menentukan sifat dan kadar limbah proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar
pelarut harus diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol
dalam limbah. Bila digunakan pewarna yang mengandung logam seperti krom,
mungkin diperlukan reduksi kimia dan pengendapan dalam pengolahan limbahnya.
Proses penghilangan logam menghasilkan lumpur yang sukar diolah dan
sukar dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang terbuka dapat mengurangi
jumlah kehilangan pewarna yang tidak berarti.
4. Pengolahan limbah cair dilakukan
apabila limbah pabrik mengandung zat warna, maka aliran limbah dari
proses pencelupan harus dipisahkan dan diolah tersendiri. Limbah operasi
pencelupan dapat diolah dengan efektif untuk menghilangkan logam dan warna,
jika menggunakan flokulasi kimia, koagulasi dan penjernihan (dengan tawas,
garam feri atau poli-elektrolit). Limbah dari pengolahan kimia dapat dicampur
dengan semua aliran limbah yang lain untuk dilanjutkan ke pengolahan
biologi.
Jika pabrik menggunakan pewarnaan secara terbatas dan menggunakan
pewarna tanpa krom atau logam lain, maka gabungan limbah sering diolah dengan pengolahan
biologi saja, sesudah penetralan dan ekualisasi. Cara-cara biologi yang telah
terbukti efektif ialah laguna aerob, parit oksidasi dan lumpuraktif.
Sistem dengan laju alir rendah dan penggunaan energi yang rendah lebih disukai
karena biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah. Kolom percik adalah cara
yang murah akan tetapi efisiensi untuk menghilangkan BOD dan COD sangat rendah,
diperlukan lagi pengolahan kimia atau pengolahan fisik untuk memperbaiki daya
kerjanya.
Untuk memperoleh BOD, COD, padatan tersuspensi, warna dan
parameter lain dengan kadar yang sangat rendah, telah digunakan pengolahan yang
lebih unggul yaitu dengan menggunakan karbon aktif, saringan pasir,
penukar ion dan penjernihan kimia.
PEMANFAATAN LIMBAH
Industri tekstil tidak banyak
menghasilkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan
limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah
lain yang mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan
lateks. Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan
sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak
terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti
dakron.
Lumpur dari pengolahan fisik atau kimia
harus dihilangkan airnya dengan saringan plat atau saringan sabuk (belt
filter). Jika pewarna yang dipakai tidak mengandung krom atau logam
lain, lumpur dapat ditebarkan diatas tanah.
Jikalumpur mengandung logam, maka ia harus disimpan ditempat yang aman,
sampai ada suatu tempat pengolahan limbah berbahaya yang dikembangkan
di Indonesia, dan yang ada pada saat ini adalah Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B-3) di Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam artikel ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul artikel ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
No comments:
Post a Comment