Search This Blog

Friday, 6 February 2015

Tugas Agama Hindu NIWRTTI MARGA

“ye yatha mam prapadyante tams tathai’va bhajamy aham,
              Mama vartmanuvartante manuusyaa partha sarvasaa”.
Terjemahanya :
“bagaimanapun (jalan) manusia mendekati-Ku,
  Aku terima, wahai Arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku
  Pada segala jalan”. (Bhagavad Gita. IV. 11)
Perenungan
            “nakis pam karmana nasat
              Bhadrad adhi sreyah prehi”.
Terjemahannya :
“Tak seorang pun bisa mencapai Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Agung melalui    tindakan/ perbuatan. Dia dibayangkan/divisualisasikan dengan sarana pengetahuan
Semoga engkau lebih menyukai jalan kerohanian daripada jalan keduniawian (materialism)”. (Atharvaveda XX. 92. 18 – VII. 8. 1)
Memahami teks
       Berdasarkan bunyi sloka diatas kita tahu betapa Sang Hyang Widhi menemui tiap orang yang memohon karunia-Nya dan menerima mereka menempuh jalan-Nya. Tuhan tidak menghapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut kodratnya, dan tidak berat sebelah/pilih kasih.
       Agama hindu mengajarkan kepada umatnya untuk meyakini Sang Hyang Widhi beserta manifestsi yang ada di mana-mana. Oleh karena itu Sang Hyang Widhi dapat dipuja dimana saja, dan dengan cara bagaimana pun juga sesuai petunjuk kitab sucinya.
       Dalam kitab Agastya Parwa, disebutkan cara berhubungan dengan Sang Hyang Widhi sebagai berikut.
“. . . lewih tekao tapa sakio yajna, Lewih tekao yajna sakeo kirti, ikao tigao siki prawapti-kadharma ika, Kunao ikao yoga yeka niwapti kadharma oaranya.”
Terjemahannya :
“. . . adapun keutamaan daripada tapa atau pengendalian diri munculnya atau tumbuhnya dari yajna atau persembahyangan atau pemujaan, sedangkan keutamaan daripada yajna atau persembahyangan pemujaan munculnya dari kirti atau kerja/ pengabdian, demikianlah ketiganya itu disatukan yang disebut dengan prawrtti-kadharman, tetapi mengenai ajaran yoga itu disebut dengan Niwrtti-kadharman.”
Berdasarkan penjelasan sloka diatas yang dimaksud dengan kata Niwrtti Marga adalah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa dengan wujud tekun melakukan yoga dan Samadhi. Sedangkan Prawrtti Marga adalah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan tapa, yajna, dan kirti.

Perenungan
        “Sarve asmin deva ekasvrto bhavanthi”
Terjemahannya :
“Di dalam-Nya semua Dewata menunggal”  (Atharva Veda XIII. 4. 21)
Memahami Teks :
            Niwrtti Marga dapat dilaksanakan dengan menekuni ajaran Yoga Marga. Yoga marga adalah suatu usaha untuk menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasabeserta manifestasi-Nya. Kitab Bhagavad Gita menyebutkan sebagai berikut.
            “yada hi ne ndriyarrtheshu na karmasy anushajjate,
            Sarva saokalpa saonyasi yogaruohas tado’chyate”
            (Bhagavad Githa. VI. 4. )
Terjemahannya :
“Bila ia merasa bebas sungguh-sungguh dari ikatan objek panca indra dan kerja, dan   membuang        segala maksud-keinginan maka dikatakan mencapai yoga”.
       Seseorang bisa disebut sebagai yogi, jika mereka sudah dengan teguh melaksanakan kesatuan (memuja/sembahyang) kehadapan ISHWW. Upaya dalam mewujudkan pelaksanaan Niwrtti Marga, penerapannya dapat dilaksanakan melalui “Yoga Marga” dan “Samadhi”. Yoga mengajarkan pengendalian diri untuk mengarahkan pikiran agar dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi.
Orang yang sudah dapat melaksankan ajaran yoga dengan sungguh-gungguh disebut Yogin. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi seorang yogi untuk mengendalikan pikiran-pikirannya agar selalu jernih. Kitab Pantanjali Sutra, menyebutkan sebagai berikut.
“Yogaccitta vrtti nirodhah”. (Yoga Sutra I. 1)
Terjemahannya :
            “Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran”.
       Gelombang-gelombang pikiran yang diuraikan di sloka diatas harus di kendalikan. Yoga mengajarkan pengendalian diri untuk menjernihkan pikiran serta membebaskan ikatan atau belenggu suka -duka yang bersifat duniawi, yang ada pada setiap diri manusia. Ajaran “Yoga” dapat menuntun manusia secara bertahap mengendalikan dirinya untuk dapat menguasai pikirannya dan akhirnya sampai mencapai ketenangan pada Sang Hyang Widhi. Pelaksanaan Yoga terdiri dari delapan tahapan, yang disebut dengan “Astangga Yoga” sebagian disebutkan sebagai berikut.
            “yama nyamasana pranayama pratiahara,
  Darana dhyana samadhyc stavanggani”.
(Yoga Sutra II. 29)
Terjemahannya :
“yama nyamasana pranayama pratiahara, darana dhyana Samadhi”.
       Dengan demikian Astangga Yoga dapat diartikan sebagai “delapan bagian yoga”. Adapun bagian-bagiannya yaitu sebagai berikut.
1.      Yama ialah pengendalian diri dari tahap perbuatan jasmani.
2.      Nyama ialah pengendaian diri dari diri yaitu tahap rohani.
3.      Asana ialah sikap duduk.
4.      Pranayama ialah pengendalian prana/ pernafasan.
5.      Pratyahara adalah penarikan pikiran dari objek.
6.      Dharana adalah pemusatan pikiran
7.      Dhyana adalah meditasi
8.      Samadhi adalah luluhnya pikiran dengan Atman.
“Ahimsa, satyastya, Teyabrahmacarya, parigraha, yamah.” (Yoga Sutra II. 30)
Terjemahannya :
“Ahimsa, satyastya, brahmacari,  aparigraha, semuanya ini adalah yama”.
Keterangan diatas menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Panca Yama” terdiri dari  beberapa hal seperti dibawah ini.
1.      Ahimsa artinya tidak menyakiti semua makhluk hidup
2.      Brahmacari artinya masa belajar mencari pengetahuan
3.      Satya artinya setia, berperilaku jujur dalam kehidupan
4.      Apari artinya tidak serakah, tidak mementingkan diri sendiri
5.      Asetya artinya tidak mencuri, tidak korupsi, tidak mengambil hal orang lain.
“Anrsamsyam ksama satyamahinsa dama arjawan pritih prasado, madhuryam madarwam ca yama dasa. Nyang brata ikang inaranan yama, prayate kanya nihan, sapuluh kwehnya, anrsangsya, ksama, satya, ahimsa, dama, arjawa, prtti, prasada, madhurya, madarwa, nahan pratuakanya sapuluh, anrcangsya, siharimba, tan swartha kewala, ksama, si kelan ring panastik, satya, si tan mrsawada, ahingse, manukhe sarwa bhawa; dama, si upacama wruh mituturi manahny, arjawa, si duga-duga bener, pritti, si gong karuna, prasada, heningning, manah, madhurya, manishing wulat lawan wuwus, mardawa, posning manah. “ (Sarascamuscaya. 259)

Terjemahannya :
“Inilah brata yang disebut yama, perinciannya demikian,; amrcangsya, ksama, satya, ahimsa, dama, arjawa, prtti, prasada, madhurya, mardawa, sepuluh banyaknya, anrcangsya yaitu harimbawa tidak mementingkan diri sendirisaja, ksama, tahan akan panas dan dingin, satya, yaitu tdak berbohong; ahingsa, berbuat bahagianya makhluk; dama, sabar, serta dapat menasehati diri sendiri, arjawa adalah tulus hati, berterus terang; prtti yaitu sangat welas asih, prasada, kejernihan hati, madhurya, manisnya pandangan (muka manis) dan manis perkataan; mardhawa, kelembutan hati.”
Sloka diatas dapat dipergunakan sebagai sadhana untuk melaksanakan Niwrtti Marga untuk tahap pertama. Ada 10 macam tahapan yang mesti dilaksanakan, disebut “Dasa Yama” terdiri atas beberapa hal berikut ini.
1.      Anrcangsya artinya tidak mementingkan diri sendiri
2.      Ksama adalah tahan akan panas dingin
3.      Satya adalah tidak berdusta
4.      Ahimsa adalah membahagiakan semua makhluk
5.      Dama artinya sabar, dapat menasehati diri sendiri
6.      Arjawa yaitu tulus hati
7.      Priti adalah sangat welas kasih
8.      Prasada adalah jernih hati
9.      Madhurya adalah manisnya pandangan dan perkataan
10.  Mardawa adalah lembut hati.

            “sauca santosa tapah svadhayesvara pranidhannani niyamah.”
Terjemahannya :
            “sauca, santosa, swadhyaya, dan iswara pranidhana, semuanya ini adalah nyama.”
      Dari penjelasan kitab Yoga Sutra Patanjali tersebut, dapat dinyatakan bahwa bagian-bagian dari Nyama ini ada 5 yang disebut dengan “Panca Nyama”, masing-masing dibagiannya adalah seperti berikut ini.
1.      Cauca artinya suci lahir batin
2.      Santosa artinya kepuasan
3.      Tapa artinya pengekangan diri
4.      Swadhyaya artinya belajar
5.      Iswarapranigraha artinya bhakti kepada Sang Hyang Widhi.
Kitab Sarasamuscaya menyebutkan sebagai berikut.
“Danamijya tapo dhyana Swadhayayopasthanigrahah, Wratopawasa maunam ca ananam Ca niyama daca. Nyang brata sapuluh kwehnya, ikang nyama ngaranya, pratyekadana, ijaya, tapa, dhyana swadhyaya, upasthanigraha, brata upawasa, mauna, snana, nahan ta wakning nyama, danaweweh, annadanadi, ijya, dewapuja, pitrpujadi, tapa, kayasangcosana, kasatan ikang sarira, bhucarya, jalatyagadi; dhyana, ikang siwasmarana, swadhaya, wedabhyasa, upastanigraha, khartaning upasta, brata anawarjadi, maun, wacangyama, khartaning ujar, haywekecek, kuneng, snana, trisandyaswana, madyusa ring kalaning sadhya.” (Sarascamuscaya, 260)
Terjemahan :
“Inilah brata sepuluh yang disebut nyama, yang perinciannya adalah dana, ijya, tapa, dhyana, swadhyaya, upasthanigraha, brata, upawasa, mona, stana. Itulah yang merupakan nyama; dana, pemberian; pemberian makanan, minuman dan lain-lain, ijya, pujaan kepada dewa, kepada leluhur, dan lain-lain; tapa, adalah pengekangan nafsu jasmaniah, badan yang seluruhnya kurus, kering, layu, berbaring diatas tanah, diatas air, dan di atas alas-alas lain sejenis itu;  dhyana, merenungkan DEwa Siwa; swadhyaya, mempelajari weda; upasthanigraha, pengekangan, upastha, singkatnya pengendalian nafsu syahwat; brata, pengekangan nafsu terhadap makanan; mona, misalnya tidak bicara atau tidak bicara sama sekali, tidak bersuara; snana, Tri Sandhya sewana, melakukan Tri Sandhya, mandi membersihkan diri pada waktu melakukan Tri Sandhya.”
Dalam kitab Sarascamuscaya, disebutkan ada sepuluh macam nyawa yang disebut “Dasa Nyama”. Adapun bagian-bagian dari “Dasa Nyama” tersebut terdiri atas hal-hal berikut.
a.       Dana artinya pemberian makanandan minuman dan lain-lainnya.
b.      Ijya artinya pujaan kepada Dewa, Leluhur, dan lain-lain pujaan sejenis itu
c.       Tapa artinya pengekangan hawa nafsu jasmani
d.      Dhyana artinya merenung memuja Dewa Siwa
e.       Swadhyaya artinya mempelajari Veda
f.       Upasthanigraha artinya pengekangan nafsu syahwat
g.      Brata artinya pengekangan nafsu terhadap makanan
h.      Upawasa artinya pengekangan diri
i.        Mona artinya tidak bersuara

j.        Snana artinaaya melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya.

No comments:

Post a Comment