BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan rangkaian asam amino. Protein dibentuk
menjadi protein struktural dan fungsional sel. Jadi protein menentukan
sifat makhluk hidup. Oleh karena protein terbentuk berdasarkan urutan basa
pada gen(DNA), maka DNA itulah yang bertanggung jawab menentukan cetak
birukehidupan.Di dalam sel, sintesa protein terjadi dalam ribosom yang terdapat
disitoplasma, padahal DNA tidak dapat melaksanakan fungsinya secaralangsung.
DNA hanya menyampaikan “perintah” mengenai protein yang akandisintesa dengan
jalan membentuk RNA pembawa pesan (mRNA) untuk melaksanakan perintah
tersebut. Secara kimiawi , protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas
satuan asam-asam amino sebagai monomernya, dimana asam-asam amino yang terikat
satu sama lain melalui ikatan peptide. Unit dasar penyusun struktur protein
adalah asam amino. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang
saling berikatan.
1.2 Rumusan Masalah
v
Apa pengertian dari protein?
v
Apa fungsi dari protein?
v
Apa komponen pembentuk protein?
v
Apa sumber bahan makanan protein?
v
Apa kebutuhan
protein dalam tubuh?
v
Apa efek kekurangan dan kelebihan dari protein?
v
Apa contoh menu makanan dari protein?
1.3 Tujuan
v
Mengetahui pengertian dari protein?
v
Mengetahui fungsi dari protein?
v
Mengetahui
komponen pembentuk protein?
v
Mengetahui
sumber bahan makanan protein?
v
Mengetahui
kebutuhan protein dalam tubuh?
v
Mengetahui
efek kekurangan dan kelebihan dari protein?
v
Mengetahui
contoh menu makanan dari protein?
1.4 Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan
dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan baik bagi penulis maupun
pembaca, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
mengambil pelajaran dari betapa rumitnya tubuh kita menghasilkan protein
untuk kelangsungan hidup.Selain itu, penulis mendapatkan pengalaman bagimana
membuat makalah yang baik.
BAB . II
TINJAUAN PUSTAKA.
2.1 Pengertian.
Protein berasal dari salah satu kata bahasa Yunani yaitu
protos yang artinya “paling utama". Protein merupakan sebuah senyawa
organik kompleks yang memiliki molekul tinggi dan juga merupakan polimer dari
monomer asam amino yang dihubungkan dengan satu sama lain ikatan peptida atau
amida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, dan juga nitrogen.
Protein sangat berperan penting dalam pembentukan struktur dan juga fungsi
semua sel makhluk hidup serta virus. Itulah Pengertian Protein , Silahkan
melanjutkan membaca sampai bawah agar lebih mengenal Protein
Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor.
Pada
umumnya protein mempunyai sifat sebagai senyawa amorf, tidak berwarna,
mempunyai titik leleh dan titik didih yang tidak tetap, tak larut dalam pelarut
organic dan apabila dilarutkan dalam air membentuk suatu larutan koloid.
Protein ini mudah rusak karena pengaruh panas, penambahan logam, dan pengaruh
asam atau basa.
Secara
kimiawi , protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam-asam
amino sebagai monomernya, dimana asam-asam amino yang terikat satu sama lain
melalui ikatan peptide. Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino.
Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.
2.1 Fungsi
Protein tersebar di dalam
otot, tulang, kulit, Rambut, kuku, serta di berbagai cairan tubuh. Protein
antara lain berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh serta sebagai sumber
energi bagi tubuh kita, berperan juga dalam perkembangan otak dan rambut.
Protein mempunyai fungsi yang merupakan bagian kunci dari
semua pembentuk jaringan tubuh, yaitu dengan mesintesisnya dari makanan.
Beberapa fungsi
protein juga antara lain sebagai berikut:
·
dalam transportasi dan penyimpanan ,
·
proteksi imun,
·
koordinasi gerak,
·
penunjang mekanis,
·
katalisis enzimatik,
·
membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf,
·
pengendali pertumbuhan dan
·
diferensiasi.
2.3. Komponen pembentuk
Unit dasar penyusun struktur
protein adalah asam amino. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam
amino yang saling berikatan.
Protein seperti halnya
karbohidrat dan lemak dibangun oleh
unsur karbon hydrogen (H) dan oksigen (O) tetapi juga mengandung (N). Protein mengandung 16 % Nitrogen.
Beberapa elemen lain yang terkadung dalam protein selain Nitrogen (N) ialah
Sulfur (S), Phosphor (P), Besi (Fe)
dalam jumlah yang sangat kecil, dan Yodium (i)
Unit Pembangunan dalam semua jenis
protein adalah asam amino (AA). Berbagai jenis asam amino membangun sel dan
jaringan tubuh yang sangat spesifik, seperti
A) Kolagen terletak dalam jaringan ikat tubuh, B) Miosin dalam jaringan
otot, C) Himoglobin dalam sel darah merah, D) Sel enzim, dan E) hormone
insulin.
Terdapat Gugus yang penting dalam struktur protein,
yaitu:
v
Gugus Basa, yaitu amine (-NH2);
v
Gugus Asam,yaitu ( -COOH) / Gugus karboksil;
v
1 Atom Hidrogen (-H);
v
1 Gugus Radikal (R)
v
Rantai Samping (R=Radikal) pada AA.
Gugus basa dalam bentuk ionik
bermuatan positif, sedangkan Gugus asam bermuatan negative. AA yng paling
sederhana dan tidak memiliki rantai samping(R) Adalah Glisin dan Alanin.
Pengertian asam Amino
Beberapa pengertian mengenai Asam
Amino
Ø
Esensial Asam Amino (EAA): Leusin, Isoliosin,
Metionim, Phenil alanin, Treonin, tritophan, Lisin dan Valin.
Ø
Non esensial asam amino (NAA): Alanin,
Asparagin, Asam aspartat,Cistine (Cystein),Asam glutamat, Glutamin,Glisin, arginin
hidroksi prolin, serin,dan Tirosin.
Ø
Semi Esensial asam amino: Arginin dan Histidin.
Ø
BCAA (Branched-Chain amino acid) asam amino
mempunyai rantai cabang. Termasuk golongan ini: Valin, Leusin, Isoleosin yang
penting digunakan pada pengobatan penyakit lever atau gagal ginjal, pada
penderita sakit berat dan terluka.
2.4 sumber bahan makanan
v
Bahan Makanan Yang Mengandung Protein Hewani
1.
Telur
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung
protein tinggi, terutama bagian putih telurnya. Bagian kuning telur mengandung
mineral, vitamin, dan lemak. Cara penyajian telur biasanya dengan digoreng atau
direbus. Jika ingin lebih sehat, maka pilih telur rebus.
2.
Ikan
Selain telur, sumber protein hewani lainnya yaitu ikan. Ada
banyak ikan yang mengandung protein tinggi, seperti ikan salmon, ikan teri,
ikan cue, ikan bawal, ikan tongkol, ikan kembung, dan sebagainya. Kandungan
protein yang terdapat pada ikan merupakan protein yang mudah dicerna oleh tubuh
sehingga baik untuk anak-anak.
3.
Dada ayam (white Meat)
Dada ayam termasuk white meat atau daging putih. Bagian ini
merupakan sumber protein. Dibanding dengan bagian lainnya, seperti kulit, dada
ayam lebih rendah lemak. Oleh karena itu, bagi yang ingin menambah asupan protein
dengan tidak menambah banyak asupan lemak, pilih dada ayam ketimbang paha ayam
yang seringkali terdapat kulit.
4.
Udang
Udang juga merupakan sumber protein. Kandungan protein pada
udang tergolong tinggi karena kadar asam amino yang lengkap dan berprofil tinggi.
Selain itu, udang juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6.
5.
Sirloin(daging sapi)
Daging sirloin adalah daging yang berasal
dari bagian belakang sapi. Daging ini bekerja lebih berat dari pada bagian
lain, umumnya dipakai untuk membuat steak sehingga agak lebih keras
dibandingkan yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bias
dipotong lebih besar dari pada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Selain
itu sirloin ini hamper tidak mengandung lemak. Harga sirloin umumnya lebih murah
dibandingkan daging steak lainnya.
6.Susu
Sumber protein berikutnya yaitu susu. Susu bukan saja
sebagai sumber protein, tetapi mengandung nutrisi lainnya, seperti kalsium,
vitamin, fosfor, magnesium, dan zinc.
v
Bahan Makanan Yang Mengandung Protein Nabati
1.
Kedelai
Kedelai termasuk tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar pembuatan tahu, dan tempe. Kedelai mengandung kadar protein yang tinggi.
Untuk mendapatkan asupan protein nabati dari kedelai, bisa dengan mengonsumsi
produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kedelai.
2.
Tahu
Tahu yang kaya nutrisi, terutama protein
bias diolah menjadi berbagai kreasi masakan. Bias dikonsumsi bersama salad, dikukus, digoreng atauoun
dipanggang. Selain bergizi, tahu juga mudah menyatu dengan bumbu dan makanan
lain sehingga anda tidak akan bosan untuk memakannya.
3.
Tempe
Tempe adalah hasil fermentasi dari kedelai.
Bahan makanan ini cukup enak dan lezat.
Kaya akan protein nabati dan bias diolah menjadi makanan apa saja.
4.
Gandum
Gandum atau yang juga dikenal dengan terigu juga termasuk
sumber protein nabati. Protein yang terdapat pada gandum terdiri dari asam
amino esensial (protein yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh) dan asam amino
nonesensial. Gandum biasa digunakan sebagai bahan baku roti.
5.
Kacang-kacangan
Bahan makanan berikutnya yang mengandung protein tinggi
yaitu kacang-kacangan. Berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang hijau,
kacang tunggak, dan kacang merah bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
asupan protein.
6.
Brokoli
Sumber protein nabati berikutnya yaitu brokoli. Dengan
mengonsumsi 100 kalori brokoli, maka tubuh akan mendapatkan asupan 7 gram
protein dan 10 gram serat.
7.
Bayam
Selain brokoli, sayuran yang juga mengandung protein adalah
bayam. Bayam memang mengandung protein, namun tidak begitu banyak. Tetapi,
bayam mengandung nutrisi lainnya yang penting untuk tubuh.
8.
Keju
Semua jenis keju adalah sumber protein yang
baik. Cobalah Keju cheddar atau mozzarella yang dicampurkan ke dalam
salad,pasta, sandwich atau sup. Satuhal yang harus diperhatikan, terutama bagi
anda yang sedang diet,Keju mengandung lrmak. Sehingga batas konsumsi anda tak
lebih dari 1 ons per hari.
9.
Sushi
Sushi adalah makanan jepang yang terdiri dari nasi yang
dibentuk bersama lauk pauk berupa makanan laut, daging,sayuran mentah atau yang
sudah dimasak. Sushi mrngandung protein dan serat yang pada umumnya rendah
kalori dan lemak.
2.5 Kebutuhan protein dan asam amino dalam tubuh
Setiap kilogeram berat tubuh bayi
baru lahir membutuhkan banyak protein. Bayi membutuhkan 1 gram protein per
kilogram berat badan. Orang dewasa 0,8 gram protein per kilogram berat badan
(BB). Kebutuhan ini hanya untuk keperluan pokok dan kebutuhan nitrogen untuk
enzim dan pekerjaan vital lainnya.
2.6 Efek kekurangan dan Kelebihan
v
Efek dari kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial
ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
Kwasiorkor pada anak- anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein
sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan
kondisi yang dinamakan Marasmus.
v
Efek dari kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.Makanan
yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.Diet
protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang
beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi.
Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi,
diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat
pada bayi yang di beri susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi,
sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk
konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.
2.7Penyakit yang berhubungan dengan Protein
v
Kwashiokor
v
Marasmus
v
Obesitas
v
Gangguan Ginjal
a. Kwashiorkor
Istilah Kwashiorkor pertama kali
diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan
keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya
penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu
kelahirannya. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun
yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi
pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
·
pertumbuhan terhambat
· otot-otot
berkurang dan lemah.
· edema.
· muka bulat
seperti bulan (moonface)
· gangguan
psikimotor.
Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut,
kaki dan tangan.Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum.Pada
Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu
rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga penurunan berat badan
relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan edema menghilang, maka berat
badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut
tidak sampai di bawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri :
· Rambut
halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
· Kulit
tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan
yang jelas.
· Di daerah
tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan Hyperpigmentasi
dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang
licin berwarna putih mengkilap.
· Perut anak
membuncit karena pembesaran hati.
· Pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel hati.
b. Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani
yang berarti wasting merusak.Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12
bulan pertama), karena terlambat di beri makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi
karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak
higienis atau sering terkena infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waktu yang
panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.Marasmus adalah
penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah
di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.
Gejalanya :
·
Pertumbuhan terhambat.
· Lemak di
bawah kulit berkurang.
· Otot –
otot berkurang dan melemah.
· Berat
badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang,
lingkar kepala dan lingkar dada.
· Muka
seperti orang tua (Oldman’s Face).
Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati
(Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu
badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak tergeletak in – aktif,
tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
C. Obesitas
obesitas atau
kegemukan adalah suatu kondisi
medis berupa kelebihan lemak tubuh yang
terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi
kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan
hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang
dianggap menderita kegemukan (obese) bilaindeks massa tubuh (IMT),
yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan
kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas:
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Namun, anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33 persen terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan yang dimasuk yaitu perilaku/pola hidup seperti apa kualitas dan kuantitas makanan serta bagaimana seseorang beraktivitas. Jika genetik tidak dapat diubah, pola makan dan aktivitas dapat diubah jika ada kemauan dari seseorang untuk memperbaiki hidupnya.
3. Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari. Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan di malam hari, konsekuensinya adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan dan insomnia pada malam hari.
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Namun, anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33 persen terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan yang dimasuk yaitu perilaku/pola hidup seperti apa kualitas dan kuantitas makanan serta bagaimana seseorang beraktivitas. Jika genetik tidak dapat diubah, pola makan dan aktivitas dapat diubah jika ada kemauan dari seseorang untuk memperbaiki hidupnya.
3. Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari. Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan di malam hari, konsekuensinya adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan dan insomnia pada malam hari.
D. Gangguan
ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah
suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya
tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang
menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada
ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang
berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
A. Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius
yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada
kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak
kerusakan ginjal diantaranya :
1. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2. Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan /striktur)
4. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
5. Menderita penyakit kanker (cancer)
6. Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista
pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
7. Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
2. Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan /striktur)
4. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
5. Menderita penyakit kanker (cancer)
6. Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista
pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
7. Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan
fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan
cairan banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit
lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia,
Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang
semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana
funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal,
akut dan kronik.
B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami
penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat
(kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering
kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit,
Bakteri.
obat untuk gagal ginjalSedangkan tanda dan gejala yang mungkin
timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga,
nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas,
pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil
pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu
positif.
C. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta Obat untuk gagal ginjal tergantung dari
penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan
pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan
memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu
melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila
diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan
obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi,
anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami
kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan
pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan
dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan
disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau
transplantasi ginjal.
2.7 Contoh menu makanan
Opor Ayam
Gulai kambing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari tugas diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
-
protein merupakan bagian tetap dari enzim, otot,
serta jaringan ikat dan selalu mengalami perubahan serta pembaruan.
-
Kekurangan protein memimpin hilangnya protein
tubuh,asam amino dilepas selama terjadi turn
over protein kearah sintesis yang merupakan bagian kunci metabolisme serta
untuk energy.
-
Protein hewani tergolong protein berkualitas
tinggi, sedangkan asam amino dari protein nabati terbatas.
3.2 Saran
-Perlunya keseimbangan gizi protein agar tidak mengalami
berbagai penyakit
- Perlu diberikan penyuluhan bagi yang mengalami kurangan
dan kelebihan protein.
Thanks makalahnya
ReplyDeleteharga Hp Terbaru
Thanks makalahnya
ReplyDeleteharga Hp Terbaru
TERIMAKASIH MAKLAHNYA SANGAT MEMBANTU
ReplyDelete