Search This Blog

Monday, 18 May 2015

MAKALAH LINGKUNGAN PERKANTORAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam sebuah perkantoran tingkat produktivitas pegawai yang tinggi merupakan harapan semua organisasi atau perusahaan, dan lingkungan kantor yang sesuai akan mendukung tercapainya tujuan tersebut. Kondisi lingkungan kantor sangat berpengaruh terhadap naik turunnya produktivitas kerja pegawai. Selain itu lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah kantor di tuntut untuk memiliki lingkungan kantor yang dapat membuat para pegawai nyaman dan bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas perkantoran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sterk (2005) menemukan bahwa 83% pegawai sangat mengharapkan adanya pencahayaan yang tepat, area kerja yang sesuai, serta temperatur udara yang nyaman. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis membuat makalah dengan judul “LINGKUNGAN PERKANTORAN”.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1  Bagaimanakah lingkungan  perkantoran  yang sehat?
1.2.2  Bagaimanakah sistem pencahayaan yang baik di lingkungan perkantoran?
1.2.3  Faktor dan prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna?
1.2.4  Bagaimanakah kontrol suara yang efektif di lingkungan perkantoran?
1.2.5  Bagaimanakah kondisi udara yang baik di lingkungan perkantoran?
1.2.6 Bagaimanakah mengkondisikan penggunaan musik yang efektif di lingkungan perkantoran?
1.2.7  Bagaimanakah konservasi energi di lingkungan perkantoran?
1.2.8  Bagaimanakah sistem keamanan yg baik di lingkungan perkantoran?
1.3  TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui  bagaimana lingkungan perkantoran yang sehat
1.3.2 Untuk mengetahui system pencahayaan yang baik di lingkungan perkantoran
1.3.3 Untuk mengetahui faktor dan prinsip  yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna pada lingkungan perkantoran
1.3.4 Untuk mengetahui kontrol suara yang efektif di lingkungan perkantoran
1.3.5 Untuk mengetahui skondisii udara yang baik di lingkungan perkantoran
1.3.6  Untuk mengetahui penggunaan musik yang baik dilingkungan kantor.
1.3.7 Untuk mengetahui konservasi energi yang baik pada lingkungan  perkantoran
1.3.8 Untuk mengetahui sistem keamanan yang baik pada lingkungan perkantoran
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1  KAJIAN TEORI
·  Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
·  Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

·  Perkantoran adalah bangunan yang digunakan untuk pekerjaan administrasi dan manajerial.
Contoh kasus
Lingkungan Perkantoran Rentan Bakteri TB
Kamis, 26 Pebruari 2009 10:23 WIB
JAKARTA-Tuberculosis (TB) kini tak hanya menjangkit di lingkungan kumuh saja. Ia juga bisa menjangkit di lingkungan yang sekilas terlihat bersih, seperti perkantoran. Hal ini disampaikan oleh pakar desain ramah lingkungan, Naning S. Adiningsih Adiwoso. Ia mengungkapkan di lingkungan perkantoran saat ini bahkan sekitar 70 persen udara telah tercemari bakteri TB. “Jadi, sekarang ini untuk tertular TB bergantung pada daya tahan individu,” ujarnya di tengah seminar Hospital Green Health Care, di RS. Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, pekan lalu. Selain Demam Berdarah Dengue (DBD), DKI memang masih menghadapi masalah penyebaran penyakit TB. Data Sudin Kesehatan Jaktim menyebutkan sepanjang tahun 2008 jumlah pasien dengan gejala TB dari seluruh rumah sakit di Jaktim sebanyak 6.952 orang. 2.217 orang diantaranya positif terdiagnosis TB. Berdasar tingkat deteksi kasus (Case Detection Rate atau CDR) per kecamatan, tercatat di Kecamatan Jatinegara CDR setinggi 93,99 persen, Cakung 82 persen, Cipayung 76,87 persen, Ciracas 72,43 persen, Durensawit 51,63 persen. Sedangkan di Kramatjati CDR sebesar 48,26 persen, Makasar 42,45 persen, Matraman 38,95 persen, Pulogadung 33,31 persen, dan Pasar Rebo 29,33 persen. Tingkat deteksi kasus merupakan perbandingan antara jumlah kasus gejala TB dengan jumlah kasus TB positif. Pada tahun 2007 tercatat jumlah kasus TB di DKI secara kumulatif mencapai sekitar 14 ribu kasus. Data Survey Rumah Tangga Kesehatan tahun 2004 menyebut TB sebagai penyebab kematian ketiga setelah jantung dan penyakit saluran pernafasan. Ahli paru-paru dan pernafasan RS.Persahabatan, Priyanti Z. Soepandi, membenarkan peringkat Indonesia dalam infeksi TB berada di nomor tiga dunia. Data WHO memperkirakan setiap tahun muncul 8,7 juta kasus TB baru dan 1,7 juta kematian terjadi akibat TB. Kasus resistensi obat TB di Indonesia perlu mendapat perhatian. Ia menjelaskan resistensi bakteri TB dapat terjadi pada lebih dari satu jenis obat. Hal ini semakin menyulitkan langkah pemerintah untuk menurunkan angka penderita TB. Meski pemerintah telah menggratiskan obat TB, namun tingkat penderita masih saja tinggi. "Kendala penanganan TB tak hanya sebatas soal akses terhadap obat-obatan", jelas Priyanti. Manajemen pengobatan oleh pasien dan dokter menjadi faktor penting keberhasilan pengobatan. c87/pur.
2.2 LINGKUNGAN PERKANTORAN YANG SEHAT
2.2.1 Ergonomics
Lingkungan kantor sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Manajer Administrasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat pegawainya bekerja secara efisien dan efektif, serta meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, dengan mempelajari Ergonimics, yang didefinisikan oleh Odgers (2005) sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor. Lingkungan yang tidak sehat dan nyaman akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral pegawai.
2.2.2 Smart Office
Tren teknologi masa kini memungkinkan dilakukannya integrasi beberapa komponen lingkungan kantor, seperti pencahayaan, AC, maupun konservasi energy melalui komputerisasi kantor, yang disebut smart office.
Beberapa fitur dari smart office menurut Burton, dkk (2000) antara lain:
§  Small-zone areas dengan memasang system ini, kantyor hanya menyalakan system yang terbatas pada area yang digunakan pegawai ketika mereka lembur maupun bekerja pada hari minggu atau hari libur lainnya.
§  Smart wired telecommunication system. Termasuk dalam system ini adalah penggunaan telepon untuk berbagai fungsi, misalnya komunikasi data dan suara, email, manajemen energi maupun perlindungan kebakaran.
2.2.3 Green office management
Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk mengimplementasikan green office management  untuk mengelola kantornya. Perkantoran hijau (green office) adalah system manajemen lingkungan (environmental management system/EMS) yang praktis dan sederhana dan dikembangkan khusus untuk kondisi perkantoran. Upaya ini dilakukan untuk membantu dan mendukung para manajer perkantoran untruk mendorong ke gaya hidup operasioanal kantor yang lebih ramah lingkungan. Target pelaksanaan kantor hijau meliputi, mengurangi konsumsi sumber daya alam melalui perbaikan system manajemen lingkungan kantor, mempromosikan praktik lestari melalui peningkatan kesadartahuan karyawan, dan mempromosikan cara-cara mitigasi perubahan iklim lewat penghematan energi dan pemakaian energi terbarukan.
2.3 SISTEM PENCAHAYAAN YANG BAIK DI LINGKUNGAN PERKANTORAN
McShane (1997) dalam Badru Munir  (2007)  mendeskripsikan bahwa 80% - 85% informasi yang diterima pegawai di kantor  menggunakan indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa tagihan pembayaran. Hal inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Apabila tingkat cahaya di tempat kerja tidak sesuai maka akan mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada mata, sehingga berdampak terhadap penurunan motivasi pegawai dan kinerja pegawai menurun. Oleh karena itu, sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.
 Pencahayaan di lingkungan kerja baru disebut efektif apa bila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang.  Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain:
1.  Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2.   Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alas an kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
3.   Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4.   Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya langit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pegawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu, perusahaan perlu menggunakan sistem pentimpanan cahaya materi (solar energy saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol. Pegawai, yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya jika ia menggunakan tangan kanan dan dari bahu kanan jika menggunakan tangan kidal. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela pada posisi kerja normal. Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan dampak penggunaan temparatur udara terhadap ruangan kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin udara harus digunakan-khususnya pada musim panas-untuk mengurangi efek panas tersebut.
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di kantor, yaitu:
·  Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari
·  Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di perkantoran, meskipun fluorescent lebih efisien. Cahaya incandescent kadang kala digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, dan menghasilkan banyak bayangan serta silau.
·  Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang lain digunakan pada ruangan perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami.
Meskipun pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan:
-  Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
-  Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lamadibandingkan dengan  incandescent
-  Mengkonsumsi lebih sedikit listrik
-  Keterangan yang diberikan lebih tersebar
-  Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya incandescent.
·  High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien. Kekurangannya adalah efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.
Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas pencahayaan kantor:
1.  Visiblity, pegawai harus dapat melihat degnan nyaman dan jelas
2.  Fokus, pencahayaan harus dapat memusatkan perhatiannya dalam melaksanan tugas  yang diembannya.
3.  Image, dengan memodifikasi tingkat pencahayaan, yang meliputi pemilihan jenis lampu, jenis warna, serta intensitas cahaya akan membuat kesan yang berbeda bagi pegawai.
2.3.1  Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:
1.  Direct, dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.
Gambar 2.1 Direc
Sumber. Manajemen Perkantoran Modern
 The Liang Gie
2.  Semi direct,  dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.
Gambar 2.2 Semi direct
Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
3.  Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.

Gambar 2.3 Indirect
Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
4.   Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.
Gambar 2.4 Semi Indirect
Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie
5.  General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga lebanyak dari sistem semiindirect.
2.3.2  Perawatan Sistem Pencahayaan
Semakin lama, lampu yang digunakan untuk memberikan cahaya mulai berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kira 100 jam penggunaan dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan program penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan. Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya akan mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurani sahaya hingga 50%.
2.3.3  Pencahayaan dan Layar Monitor
Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor akan menambah tingkat kompleksitansi. Kurangnya perhatian pada pencahayaan yang sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang signifikan pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar layar monitor, antara lain:
·  Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami mengenai laar monitor
·  Menggunakan layar monitor yang dapat diubah posisinya, sehingga bila cahaya yang mengenai layar monitor dianggap terlalu berlebihan dan mengakibatkan silau; pegawai akan menyesuaikan dengan menggeser layar monitor.
·  Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk meminimalakan silau.
·  Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
·  Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan memaksimalkan jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
·  Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.
Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua ruangan utama di sebuah kantor :
1.  Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu  fluorescent  yang linear, sedangkan yang terakhir menggunakan chandelier  dengan cahaya yang terfusi. Dengan cahaya yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakn cahaya yang lembut. Penataan cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari luar melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya menjadi pudar. Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan pencahayaan yang berimbang, tampak lebih elegan. Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga tiga jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dibutuhkan perserta rapat.
2.  Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan pencahayaan yang secara visual melegakan. Cahaya difokuskan pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu dengan ruangan lebih lembut dan nyaman.
Pencahayaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama perusahaan
2.4  PEMILIHAN WARNA
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagaian besar pegawai sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologisnya baik positif maupun negativ pada produktivitasnya, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan (McShane, 1997). Warna pada perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi.
2.4.1  Faktor Pemilihan Warna
Beberapa  faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan warna di kantor (Quible, 2001) antara lain:
a.  Kombinasi warna. Kombinasi dari warna primer-kuning merah, biru-menghasilkan warna sekunder.  Contohnya, dengan mencampur warna merah dan kuning akan dihasilkan warna oranye, mencampur warna kuning dan biru menghasilkan warna hijau. Dua belas warna pada gambar tersebut memberikan dasar koordinasi warna karena pilihan warna dipilih berdasarkan posisinya pada bagan warna. Beberapa pilihan koordinasi warna yang digunakan adalah:
-  Warna komplementer warna yang saling berlawanan pada bagan warna. Contohnya, merah-hijau, kuning- violet dan biru-oranye.
-  Warna split komplementer warna pada sisi dari warna komplementer contohnya, biru-violet dan biru-violet adalah warna split komplementer darai oranye.
-  Warna triad tiga warna yang berjarak satu sama lain pada bagian warna. Warna triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biru-hijau, dan merah-violet.
b.  Efek Cahaya pada Warna. Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yangsignifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya.
c.  Nilai Pemantulan Warna. Warna sering kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-biru, hijau dan volet – menghasilkan mood yang tenang melelahkan. Warna hangat-merah, oranye, dan kuning – sebaiknya, menghasilkan kehangatan dan keceriaan. Warna-warna natural seperti putih warna lembut memberikan pengaruh ringan, sedangkan warna ungu gelap dan violet yang pucat sering kali menghasilkan mood depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki efek rasa kantuk.
2.4.2  Prinsip dalam pemilihan warna
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses perencanaan memilih warna ruang kantor, yaitu :
a.  Penutup lantai. Warna pada dinding dan atap hanya satu diantara beberapa aspek yang berpengaruh dalam pemilihan warna pada ruang kantor. Warna yang digunakan untuk menutup lantai juga sangat penting, dan menutuplantai dengan karpet merupakan pilihan yang bagus. Beberapa manfaat dari penggunaan karpet sebagai penutup lantai adalah:
·  Karpet dapat digunakan sebagai pengontrol suara (peredam suara)
·  Karpet lebih murah dalam perawatan dibandingkan penutuplantai lainnya
·  Karpet jika dibandingkan dengan jenis penutu lantai lain, lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan bagi pegawai yang berdiri lama atau dalam melakukan pekerjaannya yang membutuhkan frekuensi beraktifitas yang relatif tinggi di dalam kantor.
b.  Penutup dinding. Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding karena nilai estetikanya serta kemampuannya untuk menyerap suara. Karpet yang digunakan pada dinding harus memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi. Karpet dengan bahan busa dibelakangnya tidak direkomendasikan karena dapat menimbulkan asap yang besar ketika terbakar.
c.  Warna furnitur. Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang kantor juga harus disesuaikan dengan kedua hal tersebut diatas. Pemilihan warna furnitur harus mempertimbangkan jangka waktu pemakaiannya. Ketika memilih, nilai kekontrasan dan nilai pemantulan pada permukaan kerja harus dipertimbangkan. Jika tidak, dikhawatirkan ketegangan mata pegawai dan pelanggan yang mengunjungi kantor akan terjadi. Permukaan furnitur yang memantulkan cahaya harus dihindari jika sistem pencahayaan yang akan digunakan menghasilkan pencahayaan yang cukup besar.
2.5  KONTROL SUARA
Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktifitas pegawai yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap mereka akan terjadi. Misalnya, tingkat kebisingan yang terus menerus berlangsung dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen bagi pegawai, disamping mengakibatkan kelelahan fisik dan mentalk sehingga mengurangi produktivitas mereka, serta dapat pula menimbulkan keresahan, gangguan, dan ketegangan dengan meningkatkan tekanan darah serta metabolisme tubuh, dan dalam waktu lama dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.(shomer, 2000). Berikut adalah beberapa sumber kebisingan hasil dari penelitian Ayr, Cirilli, Fato, dan Martellotta (2003):
Sumber kebisingan
Orang
Telepon
Suara dari
HVAC
Peralatan
berbicara
Berbunyi
Luar kantor
Systems*
Kantor
Seluruh sampel
31%
8%
11%
34%
16%
Ruang baca
47%
9%
14%
26%
4%
Kantor tunggal
7%
18%
21%
27%
27%
Kantor tanpa AC
14%
33%
13%
-
40%
Kantor ber-AC
21%
10%
12%
41%
16%
*HVAC system : sistem pemanas dan AC
2.5.1 KONTROL SUARA PADA PERKANTORAN
Beberapa teknik dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor antara lain:
1.  Kontruksi yang sesuai jumlah kebisingan pada perkantoran dapat dikontrol dengan menggunakan teknik kontruksi bangunan yang efektif. Terdapat dua suara yang akan merabat di udara, yaitu suara yang merambat melalui udara (disebut suara udara) atau melalui struktur bangunan. Berikut adalah teknik konstruksi yang direkomendasikan untuk mengurangi kebisingan yang tidak diinginkan.
a.  Memasang jaringan yang terhubung dengan jaringan utama dari sistem HVAC. Hal ini diharapkan akan mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
b.  Penggunaan jendela dan pintu yang rapat dan memilki seal yang terbuat dari karet, sehingga suara lebih dapat diredam dan tidak mudah keluar dari ruangan.
c.  Membangunudara diam pada beberapa struktur bangunan, yaitudengan menempatkan ruang berongga sehingga suara dapat teredam ke dalamnya. Hal ini akan mengurangijumlah suara yang merambat dari suatu ruangan ke ruangan lain.
d.  Penggunaan material kontruksi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya getaran suara, sepeeti penggunaan kayu atau alumunium pada jendela yang lebih empuk dibandingkan baja dan sebagainya.
2.  Penggunaa material peredam suara. Peredaman suara diukur dengan menggunakan NRC, yang kebanyakan materialnya mempunyai ukuran .50 sampai.95. nilai .50 berarti 50 persen suara diredam oleh material tersebut. Untuk tujuan meredam suara, material dengan nilai di bawah .75 kurang efektif. Ada 3 kriteria yang dapat digunakan dalam memilih material yang mampu menghasilkan peredaman suara yang optimal, antara lain :
a.  Peredam yaitu tingkat suara yang dapat diredam oleh material. Tingkat peredaman diukur oleh NRC
b.  Pemantulan tingkat pemamtulan yang dimiliki material, yaitu suara yang diserap dan dipantulkan kembali ke udara.
c.  Isolasi tingkat material yang dapat menghalangi suara melewati material tersebut. Isolasi suara dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kepadatan dan berat suara, serta ketebalan material yang akan diguanakan untuk meredam suara.
Keseimbangan yang sesuai antara pemantulan dan penyerapan suara dibutuhkan pada ruang kantor tertentu untuk membantu mengurangi keberadaan silent voice pada area kerja. Apabila tingkat kebisingan diprediksikan akan meningkat, peredaman harus ditingkatkan  dan pemantulan dikurangi. Material dengan struktur keras besi, gelas, maupun plastik akan memantulkan sebagian besar sura jika dibandingkan dengan penggunaan material yang berkharakteristik lebih lembut, misalnya kayu dan spon.
3.  Alat peredam suara. Beberapa alat peredam suara sering digunakan untuk mengontrol suara perkantoran. Alat peredam suara itu dapat diletakkan pada beberapa mesin di perkantoran. Contohnya mesin tik manual atau printer.
4.  Masking. Metode ini melibatkan pencampuran suara kantor dengan suara rendah yang tidak mengganggu. Juga dikenal dengan white noise, masking hamping sama suara yang terdengar ketika suara melewati lorong atau saluran.
2.5.2 kontrol suara pada kantor terbuka
Penggunaan open space memberikan tantangan baru pada kontrol kebisingan. Jumlah material peredam suara yang besar mungkin digunakan karena kebanyakan tembok permanen dihilangkan dalam penggunaan open space. 
2.6  UDARA
Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan pegawai akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan (kurang lebih 2.500 jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama Manajer Administrasi. Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini memiliki udara yang mengandung zat kimia dan biologi dari pada di luar ruangan. Hal ini disebabkan oleh off-gas(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan gedung maupun beberapa alt perkantoran, misalnya furnitur serta penutup lantsi yanh jarang dibersihkan). Kondisi inilah yang akan menimbulkan Sick Building Syndrome (sindrom gedung sakit) dan menyebabkan pegawai permanen mengalami kepusingan permanen jika mereka menghirupnya dalam waktu yang relatif lama (Damato dan Richter,2003).
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara.
2.6.1  Temperatur Udara
Tempatur ideal yang digunakan pada ruang kantor adalah Celcius, sehingga tubuh pegawai tidak terkejut ketika memasuki ruang kantor. Apabila di luar kantor sedang panas dengan temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur diatur 26◦  C, dan apabila mperatur di luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur di dalam kantor diatur pada tingkat 18◦ C. Di masa depan, energi matahari, tidak diragukanlagi akan menjadi sumber pemanas utama dalam bangunan perkantoran di beberapa bagian dunia. Tergantung pada lokasi geografi bangunan, energi matahari mungkin dapat memberikan semua pemanasan yang dibutuhkan.
2.6.2   Tingkat Kelembaban Udara
Tingkat kelembaban udara dipengaruhi temperatur udara. Jika tingkat kelembabban udara sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperatur pada perkantoran dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikan pada musim panas tanpa mengurangi kenyamanannya. Sistem air-conditioning untuk segala musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan mengurangi kelembaban udara pada musim panas. Menurut Quible (2001), tingkat kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%.
2.6.3  Sirkulasi Udara
Pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan  panas, harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara, temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti yang dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai. Tingkat pergantian uadara rata-rata yang cukup adalah 0,67 m  per menit per orang atau setara dengan 102  96  64 cm yang harus disirkulasikan setiap menitnya untuk tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara yang lebih besar akan diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja. Sebagian besar AC.
2.6.4  Kebersihan Udara
Alat yang didesain untuk membersihkan udara dipasang pada beberapa bangunan perkantoran guna membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran. Sebagian besar AC yang dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi dengan alat tersebut. Cahaya ultraviolet digunakan untuk membunuh kuman, serta filter mekanik digunakan untuk membuang debu serta kotoran lain. Kebersihan udara dan pemakaian energi listrik menjadi pertimbangan yang besar, karena bangunan akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energi listrik menjadi lebih efisien. Apabila udara yang sama menetap pada ruangan yang sama, hal itu akan menjadikannya tidak bersih dan tidak segar
2.7  MUSIK
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya
·  membantu meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas pegawai
·   menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor.
·  Musik juga memeberikan efek menenangkan kelelahan mental da fisik serta mengurangi ketegangan.
Musik juga mempunyai efek negatif terhadap tingkah laku karyawan, yaitu sering kali membuat karyawan melakukan kesalahan dan ketidakhadiran dalam bekerja. Beberapa alternatif dapat dipilih untuk menggunakan musik di ruang kantor.
Tipe musik yang dimainkan akan mempengaruhi produktivitas karyawan.
 Kesuksesan penggunaaan musik dipengaruhi
·  Tipe musik yang diputar.
·  Jenis pekerjaan juga menentukan musik mana yang harus diputar.
Bagi karyawan yang memerlukan konsentrasi tinggi sebaiknya menggunakan musik yang lembut dan nyaman.
·  Waktu yang digunakan untuk memutar musik juga harus dipertimbangkan. Memutar musik yang menstimulasi akan menguntungkan secara psikologis ketika efisiensi karyawan berada dibawah rata-rata sebagai akibat dari kelelahan atau kebosanan. Kelelahan sering disadari dalam perjalanan dari pagi ke sore, yaitu sebelum jam makan siang atau istirahat. Penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa musik yang diputar secara terus menerus akan berkurang efektivitasnya karena karyawan tidak lagi sadar akan kehadiranya. Oleh karena itu, sebaiknya program pemutaran musik sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam waktu yang pendek, misalnya 10-15 menit setiap jam, sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di kantor dan diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik.
2.8  KONSERVASI ENERGI
Menurut UU No. 30/2007 tentang energy dan PP No. 70/2009 tentang Konservasi energy, definisi konservasi energy adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energy dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Keberhasilan penggunaan energy secara efisien sangat dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, kedisiplinan dan kesadaran akan hemat energy. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang terencana dan terorganisasi di seluruh organisasi untuk melaksanakan program penghematan energi. Program ini perlu mendapatkan komitmen dan dukungan dari struktur manajemen paling atas perusahaan.
Program ini menurut Quible (2001) terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
Komite Konservasi Energi.  Pembetukan komite konservasi energi, yang biasa dikenal sebagai “ komite kantor hijau “, sering kali dibentuk oleh manajemen perusahaan sebagai bentuk adanya komitmen dan dukungan manajemen terhadap program tersebut. Aktivitas komite ini diantaranya melakukan penelitian tentang penggunaan energi di kantor  secara efisien dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai oleh program yang dimaksud. Agar berjalan dengan efektif, komite ini harus memiliki wewenang untuk memastikan berjalannya rekomendasi yang mereka berikan.
Penelitian Efisiensi Energi. Sebelum rencana konservasi dijalankan, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui area mana yang penggunaan energinya berlebih, dan area mana yang perlu melalksanakan penghematan energi beserta teknik yang direkomendasikan. Hasil penelitian ini akan memberikan dasar bagi pengembangan tujuan konservasi, yaitu komponen vital dari program konservasi energi.
Pengembangan Tujuan Konservasi Energi. Setelah penelitian dilakukan, tujuan konservasi dapat dikembangkan. Setelah disetujui oleh komite, segala sesuatu harus dilakukan untuk memastikan pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Pengawasan periodik harus dilakukan untuk menentukan perkembangannya dalam mencapai tujuan. Apabila terdapat departemen yang kurang berhasil dalam mencapai tujuan penghemata energi yang telah diharapkan dapat tercapai.
2.8.1  Teknik Konservasi Energi
Dengan usaha yang keras, banyak perusahaan telah berhasil mengurangikonsums energinya antara 10 sampai 15 persen. Karena dampak keuanganya, konservasi energy harus menjadi aktivitas degan prioritas utama perusahaan.  Berikut adalah beberapa teknik konservasi energi yang dapat dijalankan oleh perusahaan (Rowh, 2004):
a.  Penghematan energi pada system pencahayaan. Karena system pencahayaan menggunakan 86% dari total energi yang digunakan (McShane, 2004), perhatian khusus perlu diberikan dalam pemakaian lampu kantor. Berikut adalah beberapa saran mengenai teknik konservasi energi yang dapat dilakukan:
·  Menggunakan cahaya yang tepat – tidak lebih atau kurang dari yang dibutuhkan – pada pekerjaan yang sedang dilakukan. System pencahayaan yang memberilkan jumlah cahaya yang sama pada semua area kerja cenderung menimbulkan pemborosan, sehingga penggunaan task lighting sangatlah tepat;
·  Memberikan cahaya yang cukup pada area yang diberikan. Jika cahaya yang diberikan lebih dari yang dibutuhkan, akan timbul panas yang berlebih dan kerenanya membutuhkan pendinginan yang lebih, yang menambah konsumsi area energi;
·  Mensosialisasikan dan membudayakan mematikan lampu jika tidak dibutuhkan;
·  Penggunaan cahaya high intensity discharge lamp apabila dimungkinkan. Penggunaan lampu ini menghabiskan energy yang lebih sedikit dibandingkan alternative pencahayaan yang lain;
·  Mempertimbangkan pemasangan system control cahaya otomatis untuk membantu menghemat energi; Membersihkan lampu secara teratur , karena lampu yang kotor akan mengurangi jumlah cahaya yang diberikan;
b.  Penghematan energi pada system pemanas/pendingin. Energy yang digunakan pada system pemanas/ pendingin juga mengkonsumsi jumlah energi listrik yang cukup besar. Berikut adalah beberapa saran dalam penghematan energi:
·  Mengurangi temperature kantor jika udara relatifdingin dan menaikannya jika udara relatif panas. Ingat, temperatur udara di dalam ruangan yang ideal adalah ±3-4  ͦ C;
·  Memastikan jendela dan pintu tertutup dengan rapat;
·  Menggunakan panas yang dihasilkan oleh peralatan kantor, misalnya komputer maupun mesin fotokopi pada kondisi lingkungan yang relative dingin;
·  Menyesuaikan temperatur area kerja jika tidak digunakan;
·  Mengurangi ventilasi pada saat bukan jam kerja;
·  Mempertimbangkan pemasangan alat pengontrol yang memastikan efisiensi penggunaan energi listrik;
·  Memastikan alat pemanas dan pendingin dirawat dengan baik sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
2.9 SISTEM KEAMANAN KANTOR
Factor penting lain yang perlu diperhatikan oleh Manajer Administrasi adalah tingkat keamanan. Semua bentuk usaha atau bisnis baik yang berskala besar maupun kecil pasti membutuhkan perlindungan. Dengan adanya perlindungan, perkantoran diharapkan dapat menghasilkan produk yang baik, efisien dan menguntungkan tanpa adanya gangguan dari pihak manapun yang akan merugikan perkantoran itu sendiri. Keamanan memiliki dua dimensi yaitu keamanan barang barang fisik perusahaan dankeamanan informasi penting (dokumen dan arsip) yang apabila hilang akan mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan.
Berikut ini adalah saran– saran yang diberikan Rowh (2003) berkaitan dengan keamanan kantor, yaitu:
1.  Penggunaan shredder (penghancur dokumen kertas)
Beberapa arsip adalah dokumen yang tergolong penting akan berbahaya jika jatuh ke tangan pihak yang tidak berkepentingan Untuk itu penggunaaan shredder sangat dibutuhkan untuk menjaga tingkat keamanandata atau informasi di kantor.
2.  Penggunaan pengaman komputer, baik desktop maupun laptop.
Pengaman yang dapat digunakan pada peralatan tersebut adalah penggunaan meja kompuer dengan pengaman, software yang menghalangi penggunaan computer oleh orang yang tidak berkepentingan, hingga program bayangan yang akan mampu mengirimkan ping kepada komputer yang lain.
3.  Penggunaan pencatat waktu untuk mencegah pegawai “mencuri” waktu kerja.
4.  Sistem keamanan yang terintegrasi.
5.  Penggunaan password untuk mengakses data yang tersimpan di komputer.
Keamanan kerja para karyawan ini tergantung pada mesin dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan, maka ruang gerak yang disediakan untuk para karyawan di dalam perusahaan juga akan berpengaruh. Ruang gerak yang cukup serta keamanan penggunaan mesin dan peralatan produksi akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja di dalam perusahaan.
Faktor yang menjadi penyebab terhadap turunnya tingkat keamanan kerja yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan antara lain:
a.  Tidak cukupnya ruang gerak yang diperlukan oleh para karyawan pada tempat kerja karyawan yang bersangkutan.
b.  Tidak kuatnya daya tahan dari lantai yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan proses produksi.
c.  Tidak tersedianya alat pemadam kebakaran di dalam jumlah yang memadai.
d.  Tempat kerja para karyawan perusahaan tersebut merupakan daerah bahaya.
e.  Terdapatnya beberapa gangguan proses produksi yang dikarenakan oleh rusaknya lantai pabrik.
Dengan demikian sistem pengamanan dan keamanan yang ada pada suatu perkantoran, dalam hal ini Satpam, tidak saja bertugas untuk menangani masalah kriminalitas, pencurian, perampokan, dan hal – hal lainnya, tetapi juga untuk melakukan langkah – langkah Satpam itu sendiri. Misalnya cara memilih kunci yang kuat di pintu depan, mengamankan jendela dari perampok atau pencongkel, menyediakan alat pemadam kebakaran di tempat – tempat yang berfungsi untuk menyimpan barang – barang yang mudah terbakar dan menyediakan obat – obatan di kotak P3K yang aman.
Setiap perkantoran menentukan sendiri tingkat program satpam yang efektif yang dikehendakinya dan program itu sendiri harus ekonomis. Perkantoran juga harus menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan kegunaannya. Otak operasi satpam ini adalah posko satpam, seiring perkembangan perkantoran, satpam mengontrol semua pintu masuk ke dalam area kantor dengan menggunakan peralatan canggih, seperti CCTV (Closed Circuit Television) atau televise sirkuit tertutup, radio komunikasi, dan control pintu otomatis. Sementara itu, di lingkungan, petugas satpam boleh dipersenjatai, memakai pakaian seragam, member intruksi yang harus dipatuhi, dan menerima tanggung jawab atas benda dan nyawa dengan pembatasan dari perkantoran, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum satpam berhak mengontrol, memimpin, menetapkan dan bertindak sebagai hakim dalam memutuskan atau menyelesaikan perselisihan atau persoalan di lingkungan perkantoran.

BAB 111
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
3.1.1  Unsur-unsur lingkungan perkantoran yang sehat meliputi:
a.  Ergonomics 
b.  Smart office
c.  Green office management
3.1.2   Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan  kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri. Pencahayaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan kantor lebih alami.
3.1.3  Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan warna antara lain:
a.  Factor pemilihan warna : Kombinasi warna, efek cahaya pada warna, nilai pemantulan warna, dan dampak dari warna
b.  Prinsip pemilihan warna : Penutup lantai, penutup dinding, dan warna furniture.
3.1.4  Kontrol suara
Penerapan sistem pengontrolan suara pada banyak perusahaan, dilakukan dengan pendekatan sistem, dan menggunakan beberapa komponen seperti panel penyerap kebisingan, penutup jendela, penutup lantai, dan sistem pembuat suara.
3.1.5  Kondisi udara yang baik
Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara. Kontributor utama polusi udara dalam kantor saat ini adalah tingkat kelembaban yang belebihan, ventilasi yang tidak cukup, serta asap rokok.
3.1.6  Pengkondisian Musik yang efektif di lingkungan perkantoran
Factor yang menentukan musik mana yang harus diputar adalah jenis pekerjaan dan waktu yang digunakan untuk memutar. Oleh karena itu, sebaiknya program pemutaran musik sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam waktu yang pendek, sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di kantor dan diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik.
3.1.7  Konservasi energy
Konservasi energy adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energy dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Keberhasilan penggunaan energy secara efisien sangat dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, kedisiplinan dan kesadaran akan hemat energy. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang terencana dan terorganisasi di seluruh organisasi untuk melaksanakan program penghematan energi.
3.1.8  Sistem keamanan  
Keamanan memiliki dua dimensi yaitu keamanan barang barang fisik perusahaan dan keamanan informasi penting (dokumen dan arsip) yang apabila hilang akan mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan.
Dengan adanya perlindungan, perkantoran diharapkan dapat menghasilkan produk yang baik, efisien dan menguntungkan tanpa adanya gangguan dari pihak manapun yang akan merugikan perkantoran itu sendiri.
3.2  SARAN
a.  Kondisi lingkungan perkantoran seharusnya didesain sebaik dan senyaman mungkin baik dari segi pencahayaan, pemilihan warna ruang, penggunaan musik, serta kondisi udara untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai yang ada di dalamnya.
b.  Sebuah kantor dapat melakukan penghematan energy dengan cara mengimplementasikan Green Office Management dan mengurangi pemakain pendingin atau AC.
c.  Untuk bangunan perkantoran yang terdapat di area dengan cuaca bervariasi, perlu dibangun sistem pengaturan udara yang terintegrasi untuk setiap musim, sehingga kondisi udara di dalam kantor relatif konstan setiap harinya.
d.  Untuk keamanan kantor perlu dibentuk satuan pengamanan serta semua area perkantoran dilengkapi dengan peralatan canggih seperti CCTV (Closed Circuit Television/ televise sirkuit tertutup), radio komunikasi, dan control pintu otomatis.

No comments:

Post a Comment