Search This Blog

Monday, 16 March 2015

Makalah "GIZI"



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Memasuki tahu 2000 Indonesia masih menghadapi beban ganda masalah gizi. Masalah kurang gizi, seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Energi Kronik (KEK), gangguan Akibat kurang Yodium (Gaky), Anemia Gizi, Kurang Vitamin A (KVA) masih menjadi masalah utama. Sementara itu gizi lebih semakin banyak di derita oleh sebagian penduduk khususnya di perkotaan (Depkes, 2000)
            Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
            Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
            Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan. Perubahan pola makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyaknya penduduk dengan golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier,2009).
            Prevalensi overweight dan obesitas terus meningkat dengan cepat, khususnya diantara anak-anak dan remaja pada sebagian negara di dunia. Overweight dan obesitas khususnya jika disertai dengan lingkaran perut yang besar, turut memberikan kontribusi yang signifikan pada permasalahan kesehatan, penurunan kualitas hidup dan peningkatan biaya kesehatan (Gibney dkk,2008).
            Hasil pemantauan oleh Direktorat BGM Depkes pada tahun1996/1997 menunjukkan prevalensi obesitas pada laki-laki adalah sebesar 2,5% dan pada perempuan 5,9% dengan rata-rata 4,7%. Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit hati (Almatsier,2009).
 
B.     TUJUAN
Tujuan umum :
·         untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi terjadinya kelebihan asupan energy dan protein di Indonesia
tujuan khusus :
·         untuk mengetahi definisi dari gangguan akibat kelebihan asupan energy dan protein
·         untuk mengetahui patogenesa dari gangguan akibat kelebihan asupan energy dan protein
·         untuk mengetahui akibat/dampak dari gangguan akibat  kelebihan asupan energy dan protein
·         untuk mengetahui gambaran klinik dari  gangguan akibat kelebihan asupan energy dan protein
·         untuk mengetahui penatalaksanaan dari gangguan akibat kelebihan asupan energy dan protein
·         untuk mengetahui kaitan antara prilaku dan lingkungan dari gangguan kelebihan asupan energy dn protein
·         untuk mengetahui interaksi obat dan zat gizi pada seseorang yang mengalami gangguan akibat kelebihan asupan energy dan protein




BAB II
PEMBAHASAN

Malnutrisi Energi Protein (MEP) :  MEP disebut juga kekurangan energi protein (KEP) terjadi jika persediaan energi atau protein tidak mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, sehingga akhirnya menimbulkan gangguan pada proses fisiologik yang normal.
Keadaan yang sering mengakibatkan terjadinya MEP, antara lain :
o   asupan makanan yang tidak memadai
o   peningkatan kebutuhan metabolic
o   peningkatan kehilangan zat gizi.
Klasifikasi dan Penilaian Malnutrisi Energi Protein :
MEP Primer ; asupan protein dan atau energi tidak memadai
MEP sekunder ; karena penyakit yang mengganggu asupan atau penggunaan zat gizi atau penyakit yang meningkatkan kebutuhan zat gizi. (keganasan, malabsorbsi usus, radang usus besar, AIDS, GGK)
Klasifikasi lain berupa pembagian berdasar berat ringannya PEM ; PEM ringan, sedang, berat.
2.2  Patogenesa dan etiologi kelebihan asupan energy dan protein
Kelebihan energi oleh tubuh akan diubah menjadi zat lemak yang kemudian disimpan sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan juga di organ-organ lain. Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal tersebut.
Masukan energi yang berlebihan terdapat pada keadaan sbb :
-  gangguan emosional: dalam hal ini makanan merupakan penggnati untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang dan ketentraman.
-  kelainan pada otak (hipotalamus dan hipofisis) yang mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang.
-  Kelebihan insulin.: Penggunaan kalori yang kurang dapat terjadi karena :
-aktivitas jasmani yang kurang
- hipotiroidisme, sindroma adreno-genital
Obesitas membahayakan kesehatan karena mempermudah terjadinya penyakit lain dan juga mempersulit penyembuhan beberapa penyakit seperti arthritis, hipertensi, dsb.
Gejala klinis :
- raut muka ; hidung dan mulut tampak relatif kecil dengan dagu ganda
-dada dan payudara ; bentuk payudara mirip payudara yangsudah tumbuh.
-Abdomen membuncit dan menggantung
- Lengan dan paha tampak besar, tangan relatif kecil
-Genital luar ; pada pria penis seakan terpendam, sehingga tampak kecil.
Hiperlipidemia: Gangguan metabolisme lemak yang menimbulkan peningkatan kadar lemak darah disebut sebagai hiperlipidemia.
Klasifikasi hiperlipidemia : Ada 2 jenis hiperlipidemia ditinjau dari sebabnya, yaitu ;
Hiperlipidemia primer: Ialah keadaan peningkatan kadar lemak darah yang tidak ada hubungannya dengan penyakit lain. Meleinkan herediter (genetik)
Hiperlipidemia sekunder: Hampir 40% gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan kadar lemak merupakan hiperlipidemia sekunder.
Yang sering menimbulkan hiperlipidemia sekunder :  obesitas, alkoholisme (peminum alcohol),gangguan ginjal,  gangguan hati,diabetes mellitus,  iatrogenik (obat-obatan ; pil anti hamil, kortikosteroid jangka panjang), hipotiroidisme, feokromositoma
Gejala hiperlipidemia : Hiperlipidemia tidak menimbulkan gejala apapun sampai terjadi komplikasi penyakit jantung koroner yang melanjut sebagai infark miokard. Diagnosis hiperlipidemia lebih banyak ditemukan saat pemeriksaan rutin atau pada waktu cek-up sebagai syarat peserta asuransi. Jenis sekunder biasanya ditemukan setelah diketahui penyakit primernya.
2.3 Akibat/Dampak kelebihan asupan energy dan protein
1.      Obesitas dan Overweigh
Obesitas dan overweight adalah dua kata yang mempunyai arti yang berbeda dalam segi gizi klinis, meskipun keduanya selalu disamaratakan dan disejajarkan penggunaanya.
1.                  Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan yang berasal dari lemak. Bila berat badan lebih dari 120% berat badan standar. Seorang bayi atau anak yang kegemukan memiliki kemungkinan lebih besar untuk tetap kegemukan pada masa pubertas dan dewasa. Penimbunan lemak yang berlebihan pada kegemukan disebabkan oleh konsumsi energi yang melebihi kebutuhan termasuk kebutuhan energi untuk pertumbuhan. Penyebab gangguan keseimbangan energi antara lain adalah faktor keturunan, konsumsi energi, dan pengeluaran energi.
ü    Faktor Keturunan
Angka-angka yang menunjukkan bahwa faktor keturunan berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan energi adalah sebagai berikut:
1)      Bila bapak dan ibu tidak gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 9%.
2)      Bila bapak atau ibu gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 41-50%.
3)      Bila bapak dan ibu gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 66-80%
Kadang-kadang sukar untuk membedakan pengaruh faktor keturunan dengan faktor lingkungan, karena anak-anak yang berasal dari orang tua gemuk ternyata cenderung meniru kebiasaan makan dan gerak yang salah dari orang tuanya (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, 2003)
ü    Konsumsi Energi
Konsumsi energi yang berlebihan, terutama yang berasal dari karbohidrat, bisa menyebabkan kegemukan. Kebutuhan energi yang bersifat individual perlu mendapat perhatian. Frekuensi dan porsi makanan ternyata berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Makan sering secara teratur dalam porsi kecil tidak mudah menyebabkan kegemukan dibandingkan dengan makan dalam jumlah banyak secara tidak teratur atau melewati waktu makan.
ü    Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi yang menurun berpengaruh terhadap terjadinya kegemukan pada anak-anak. Obesitas terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit yang menyebabkan aktivitas menurun. Cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut. Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari 90cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal.  Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu:
1.      Penyebab internal yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik).
2.      Permasalahan eksternal yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk pelbagai problem psikologis dan aktualisasi diri (Hartanto,2006).
2.                  Overweight
Overweight lebih mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal. Bila berat badan 110-120% berat badan standar. Berat badan overweight bisa berasal dari otot, tulang, organ- organ vital, dan sebagainya. Contoh dari kasus Overweight adalah para binaragawan, mereka mungkin berat badanya lebih daripada orang normal yang sama umurnya dengan mereka namun meski mereka lebih berat, tidak bisa dikatakan sebagai obese karena kelebihan berat badanya berasal dari otot.
2.    Hipertensi
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
B.  Gejala Hipertensi
Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar penderita baru menyadari jika ia telah mengidap penyakt hipertensi setelah terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal, mata, otak, dan jantung. Sakit kepala, mimisan,limbung dan mabuk sering dianggap sebagai ciri-ciri hipertensi.
Data pada sebuah klinik di Paris menyebutkan bahwa dari 1771 penderita penyakit hipertensi yang tidak diobati, mengalami sakit kepala 40,5 %, berdebar 28,5 %, sering buang air kecil waktu malam 20,4 %, rasa limbung 20,8 %, dan sering mengalami telinga berdengung 13,8 %.
C. Penyebab Hipertensi
Sebenarnya ada beberapa penyebab hipertensi memang sering tidak kita ketahui dan merasa hipertensi tersebut datang dengan sendirinya, Oleh karena itu berikut ini adalah penyebab penyakit hipertensi tersebut
1.                  Usia
2.                  Keturunan
3.                  Kolestrol
4.                  Stress
3.              Diabetes
A.                       Pengertian Diabetes
Diabetes melitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
1.                  Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin.
2.                  Defisiensi transporter glukosa.
3.                  Atau keduanya.
ü   Gejala Diabetes
1.                    Berat Badan Turun Tanpa Sebab
Berat badan yang turun tanpa alasan tidak dengan pengaturan pola makan, baru sembuh dari sakit atau melakukan kegiatan yang banyak dapat menjadi gejala diabetes tipe 1. Ketika seseorang sudah terkena diabetes, tubuh tidak akan memakai glukosa dengan baik, dan lemak akan berubah menjadi energi. Hal itulah yang membuat seseorang kehilangan berat badan.
2.                    Buang Air Kecil Lebih Sering
Diabetes dapat membuat penderitanya sering buang air kecil dan tidak teratur. Hal ini disebut juga sebagai poliuria.
3.                    Sering Haus
Anda akan merasa haus walau tidak banyak melakukan kegiatan yang berat. Ini terjadi karena tubuh kehilangan kandungan air akibat poliuria tadi.
4.                          Penglihatan Semakin Lemah
Tingkat penglihatan Anda akan mulai tidak jelas. Hal ini karena adanya tingkatan pada glukosa semakin bertambah. Glukosa tersebut akan banyak di sekitar lensa mata, dan membuat mata Anda sering tidak fokus.
5.                          Perubahan Warna Kulit
Bintik-bintik hitam akan terlihat dalam kulit anda. Biasanya akan terlihat di bagian leher dan menjadi salah satu gejala awal diabetes. Tubuh menghasilkan insulin dan meningkatkan banyak pigmen, sehingga beberapa bagian kulit menjadi lebih gelap.
6.                    Mudah Lelah
Anda lebih gampang kelelahan walau tanpa banyak aktifitas. Waspadai gejala ini karena ini merupakan gejala diabetes.
7.                    Sering Merasa Lapar
Kadar insulin dapat menambah lapar walau sudah makan lebih banyak dari biasanya. Dorongan rasa lapar ini akan semakin menambah nafsu makan dan dinamakan dengan polifagia.
8.                    Butuh Waktu Lama Luka untuk Sembuh
Jika anda mempunyai luka yang sulit sembuh kemungkinan anda adalah penderita Diabetes dan gejala yang harus diwaspadai.
9.                          Sering Mengalami Infeksi Vagina dan Saluran Kemih
Seringnya mengalami peningkatan glukosa yang berlebihan, dan anda lebih sering mengalami infeksi khususnya pada vagina dan saluran kandung kemih, bisa jadi ini adalah gejala diabetes.
10.                   Kaki Mati Rasa Saat Ditusuk Jarum
Indikasi lain diabetes seperti adanya penurunan fungsi saraf yang membuat anda tidak sakit saat tertusuk jarum atau sering kesemutan. Waspada gejala ini, karena mungkin anda menderita penyakit Diabetes.
ü    Penyebab Diabetes
·                     Malas bergerak
Gaya hidup pasif seperti kebiasaan duduk terlalu lama di depan televisi, komputer, memilih naik lift daripada naik tangga, dan jarang berolahraga bisa memicu timbulnya diabetes. Karena semakin sedikit bergerak, semakin sedikit pula kalori tubuh kita yang terbakar. Penelitian di Harvard  AS membuktikan jika kebiasaan menghabiskan banyak waktu di depan tv punya risiko menderita diabetes hingga 14 persen.
·                     Banyak konsumsi karbohidrat sederhana
Makanan dan minuman seperti sirup, air bersoda, roti dan cake memang sulit dihindari. Rasanya yang enak dan manis cenderung membuat kita untuk mengkonsumsinya lebih banyak. Padahal kita tidak tahu berapa banyak takaran gula yang terkandung di dalam makanan dan minuman tersebut. Karbohidrat sederhana itulah yang bisa membuat simpanan gula darah dalam tubuh kita berlebih.
·                     Kurang Tidur
Gaya hidup seperti pola & kualitas tidur yang tidak baik juga bisa memicu timbulnya diabetes. Penelitian menunjukkan, kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memetabolisme gula dengan benar, karena menurunkan kadar insulin dalam tubuh kita. Selain itu, masih ada efek buruk lainnya yang bisa kamu simak di sini (Akibat Kurang Tidur)
·                     Kebiasaan Merokok
Biasanya orang hanya tahu merokok hanya dapat membahayakan jantung, paru-paru, kehamilan dll. Namun, tanpa kamu sadari, merokok juga bisa merusak organ pankreas dan hati kamu. Padahal hormon insulin yang berkaitan langsung dengan diabetes ini diproduksi langsung di dalam kelenjar pankreas.
·                     Stress atau depresi
Penyebab diabetes mellitus tidak hanya disebabkan karena makanan gula saja. Faktor psikologis seperti stress pun menjadi salah satu penyebabnya. Penelitian dari Harvard School of Public Health pun menyebutkan bahwa wanita yang depresi, presentase untuk terkena diabetes adalah 17 %.



4.      Hipertiroid 
Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin. Biasanya ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan.Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
5.      Stroke
ü    Pengertian Stroke
Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan serangkaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf otak.
Jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada akhir tahun 2012 lalu, sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus penderita stroke dengan angka 12.500 orang meninggal akibat penyakit tersebut. Sementara sisanya mengalami cacat, baik ringan maupun berat. Karena itu pengobatan awal serta pencegahan menjadi perang penting dalam memerangi stroke. Penyebab stroke
Ada dua faktor yang merupakan penyebab stroke yaitu resiko medis dan resiko perilaku
1.      Faktor risiko medis
Faktor resiko medis yang menyebabkan atau memperparah stroke antara lain hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga (faktor keturnan) dan migren (sakit kepelah sebelah). Menurut data statistik 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis.
2.      Faktor risiko perilaku
Faktor resiko perilaku disebakan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, menkonsumsi minuman bersoda dan beralkohol gemar mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food). Faktor resiko perilaku lainnya adalah kurangnya aktifitas gerak / olah raga dan obesitas. Salah satu pemicunya juga adalah susasana hati yang tidak nyaman seperti sering marah tanpa alasan yang jelas.
ü    Gejala Serangan Stroke
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami. Hal ini penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.
Tanda-tanda utama serangan stroke :
·                     Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja
·                     Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
·                     Satu mata atau kedua matamendadak kabur 
·                     Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan
·                     Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya
Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
1.      Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah
2.      Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak






2.4 Penatalaksanaan kelebihan asupan energy dan protein
Tujuan pengobatan obesitas adalah menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat dan tidak boleh diet terlalu ketat.Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tingkat usianya
Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan obesitasseharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut sertakan keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet dan peningkatan aktivitas fisik
a. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan Recommended Dietary AllowanceDalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang (RDA), hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan (Syarif, 2003). Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very lowcalorie diet
􀁸 Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal
􀁸 Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari (Syarif, 2003)
b. Pengaturan aktivitas fisik
Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme.Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya.Aktivitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per hari

c. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet.
B. Pencegahan Akibat kelebihan Asupan energy dan protein
Pencegahan obesitas pada saat remaja penting diantisipasi sejak bayi.Untuk mencegah obesitas pada masa bayi tersebut, perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini:
a. Setiap bayi dianjurkan untuk diberi ASI saja paling sedikit sampai 4-6 bulan
b. Pemberian makanan padat mulai diberikan sekitar 4-6 bulan
c. Penyuluhan tentang kebutuhan diet bayi, percepatan pertumbuhan bayi
d. Biasakan mengukur BB dan TB secara rutin sekali dalam sebulan (menggunakan KMS)
e. Evaluasi kualitas pengasuhan anak, menganjurkan/membiarkan anak bergerak bebas, aktifitas fisik merupakan faktor pencegahan obesitas


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight dan obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan yang berasal dari lemak sedangkan overweight lebih mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal. Prevalensi obesitas berkaitan dengan interaksi faktor lingkungan seperti asupan energi, aktifitas fisik, faktor genetik serta umur.
Faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah pola makan, karakteristik individu, hereditas, psikologi, aktivitas fisik dan gaya hidup. Dari hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral adalah pola makan yaitu asupan karbohidrat yang berlebihan.







Daftar Pustaka

http :// sjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/32096871.pdf
http ://patologi%20presentasi/PATOFISIOLOGI%20NUTRISI%20Tugas%20Makalah.htm
http:// Waspadai Kelebihan Gizi Pada Anak    Sehat    Readersdigest.co.id.htm

No comments:

Post a Comment