A.
Bade
Bade
merupakan alat yang digunakan untuk menghantarkan mayat menuju setra atau tempat
pembakaran mayat. Bade dibuat dengan tingkatan atau tumpeng berangka ganjil seperti
1,3,5,7,9, dan yang tertinggi adalah tingkat atau tumpeng 11. Dan orang orang
yang biasanya menggunakan bade adalah keluarga puri.
Selain
itu bade juga memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Tempat membawa mayat kesetra
2.
Tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang meninggal
3.
Tempat pembakaran mayat bila dalam upacara pengabenan tidak menggunakan
petulangan
Selain
itu bade juga memiliki tujuan dibuatnya Untuk mengembalikan roh atau atman yang
ada dalam diri manusia ketika pembakaran dilakukan
B.
Wadah
Wadah juga
dipergunakan untuk mengangkat / menghantarkan
mayat kesetra.Wadah yang dibuat hanya tingkat Satu. Selain itu wadah juga digunakan
oleh siapa saja termasuk kaum sudra.
Selain itu
wadah juga memiliki fungsi sebagai berikut :
1.
Tempat menghantarkan mayat
2.
Tempat peristirahatan terakhir bagi orang yang meninggal
3.
Tempat pembakaran mayat bila dalam upacara pengabenan tidak menggunakan
petulangan
4. Mengembalikan unsure panca maha buta
Selain
itu wadah juga memiliki tujuan dibuatannya Untuk mengembalikan roh atau atman
yang ada dalam diri manusia ketika pembakaran dilakukan
C.
Nagabandha
Nagabandha
merupakan salah satu cara untuk melakukan upacara pitra yadnya( ngaben ).
Nagabandha berbentuk seperti seekor naga yang panjang ekornya bias mencapai
3000 meter atau 3 kilometer. Di Bali upacara ngaben dengan menggunakan nagabandha
hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan saja atau orang berkasta tinggi.
Selain itu
Nagabandha juga memiliki fungsi Untuk menghantarkan roh dari keluarga raja.Nagabandha
juga memiliki tujuan saat dibuat yaitu Untuk mempermudah / memprcepat proses
upacara pitra yadnya.
D.
Petulangan
Fungsi
petulangan dalam upacara ngaben disebutkan sangat erat kaitannya dengan
kepercayaan nenek moyang terhadap binatang-binatang yang dianggap suci, keramat, memiliki kekuatan dan
dijadikanlambang-lambang tertentu. SepertiWahana – Wahana paradewaTri Murti dalam petulangan :
1. Di Bali kepercayaan terhadap binatang
lembu sebagai binatang yang disucikan. Lembu dipercaya sebagai wahananyaDewaSiwa.
2. Dewa Brahma dipandang sebagai dewa pencipta
segala yang ada, wahananya binatang singa.
3. Sedangkan Dewa Wisnu berfungsi sebagai
pemelihara, wahananya naga. Binatang-binatang tersebut disucikan, dihormati,
sebagaimana menghormati dewa-dewa dengan manifestasinya masing-masing.
Menurut
Drs. Ida Bagus Purwita dari Griya Yang Batu Denpasar, (sekarang sulinggih) meninjau dari segi filosofinya bahwa perwujudan petulangan
dengan motif binatang, mengandung arti sebagai petunjuk jalan kesorga bagi roh
orang yang telah meninggal dunia. Juga menurut lontar awig-awig desa adat di Denpasar milik Mangku Jero Kuta,
Jagat Wewengkon Badung pemakaianbentuk petulangan diatur menurut susunan kasta
yang ada di Bali yaitu sebagai berikut:
·
Bagi
wangsa sudra memakai petulangan bentuk gedarba atau bentuk macan, atau bentuk
gajah mina.
·
Sang
Aria memakai petulanggan berbentuk menjangan.
·
Sang
Kesatria memakai petulangan bentuk singa.
·
Brahmana
memakai petulangan bentuk lembu hitam dan Pendeta memakai petulangan bentuk lembu
putih.
Dengan demikian fungsipetulangan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pengertian umum petulangan berfungsi
sebagai tempat membakar jenasah dan secara spiritual, berfungsi sebagai pengantar
roh kealam roh (sorga atau neraka) sesuai dengan hasil perbuatan di dunia.
2. Menunjukkan watak dan kewajiban seseorang
dalam masyarakat.
3. Menunjukkan rasa bakti dan penghormatan terhadap paradewa, karena dengan meniru wahananya
sebagai sarana upacara. Maka seolah- olah lebih dekat dengan Ida Sang Hyang Widhi.
4. Sebagai pernyataan rasa seni yang
menimbulkan kepuasan batin bagi yang diupacarai, orang yang menyelenggarakan upacara,
Tujuan dari pembuatan petulangan :
1. Mengembalikan unsure panca maha buta
2.
Untuk mengembalikan roh atau atman yang ada dalam diri manusia
E. Bukur
Bukurbiasanyadigunakansaatnyekahataumemukurdalamupacarapitrayadnya.
Fungsi dari bukur adalah Untuk mengembalikan
roh atau atman yang ada dalam diri manusia
Tujuan dibuatnya bukur dalam upacara pitra yadnya Sebagai
alat untuk menghantarkan roh atau atman kealamnya.
No comments:
Post a Comment