Aksara wreastra adalah aksara yang biasa digunakan
keseharian masyarakat bali dari zaman dulu
Untuk menulis dan dipakai untuk menulisksn bahasa bali umum
seperti yang telah di jelaskan
Babad bali dalam lambing – lambing aksara modre
Aksara
wreastra ini juga digunakan misalnya untuk menulis surat, urak, pipil,
Pangeling-
eling dan lain- lainya
Jumlah aksara wreastra ini
menurut keterangan yang di kutip dari
artikel bali post dalam sisi lain symbol ilmu pengetahuan edisi mingu
paing 24 juli 2005 aksara wreastra ini terdiri atas 18 aksara
Misalnya : a na ca ra
ka , dll yang secara lengkapnya huruf- huruf suci yang merupakan sumber dari
dalam semesta ini dalam sebuah artikel hindu bali.
Dari masing- masing pertemuan aksara tersebut akan
menghasilkan aksara atau huruf suci seperti yang disebutkan dibawah ini
Bertemu
ujung dengan pangkalnya menjadi dasa aksara (10 aksara) , diantaranya :
Ha-
nya menjadi sang
Na-
ya menjadi nang
Ca
– ja menjadi bang
Ra-
pa menjadi mang
Ka- nga menjadi tang
Da
– ba menjadi sing
Ta – ga menjadi ang
Sa – ma menjadi wang
Wa – la menjadi ing
Begitu pentingnya aksara wreastra ini dalam 10 huruf suci
(dasa aksara) sumber alamsemesta sebagaimana penjelasan Rudra deva sehingga
disebutkan jagalah kesucian dan keseimbangan dari huruf suci tersebut karena
berkaitan dengan alam dan diri kita yang kedudukan ke delapan belas aksara
wreastra dalam tubuh manusia atau bhuana alit sebagaimana di jelaskan yaitu :
Ha di ubun- ubun
Na di antara ke dua alis
Ca didalam kedua mata
Ra di kedua telinga
di dalam mulut
Ta didalam dada
Sa ditangan(lengan)kanan
Wa ditangan (lengan) kiri
La dihidung
Ma didalam dada kanan
Ga didalam dada kiri
Ba dipusar
Nga di dalam alat kelamin
Pa didalam pantat (anus)
Ja dikedua tungkai
Ya di tulang belakang
Nya di tulang ekor
Sedangkan dibelakangnya
No comments:
Post a Comment