Om
Swastyastu
Yang terhormat Ketua OSIS dan PMR SMK Negeri 1 Klungkung
Yang saya hormati para pengurus OSIS dan PMR SMK Negeri 1 Klungkung
Dan teman-teman serta adik-adik yang saya sayangi.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam membahas tentang Kualitas Hidup Remaja dengan Kondisi Penyakit Kronis.
Teman Teman yang saya cintai,
Masa remaja/adolesen merupakan masa peralihan dari
kanak-kanak ke dewasa muda. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat dalam aspek fisik, emosi dan sosial.
Masa
ini merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang melepaskan
ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga
dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui
masa transisi ini dipengaruhi baik oleh faktor biologis maupun lingkungan (keluarga,
teman sebaya, dan masyarakat). Faktor biologis yang sangat mempengaruhi tumbuh
kembang remaja adalah penyakit kronis. Kondisi penyakit kronis dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional pada remaja.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan terhadap kualitas hidup remaja.
Kualitas
hidup remaja memiliki definisi yang berbeda pada setiap periode. Kualitas hidup
ini bergantung pada keadaan emosi tiap individu, keadaan sosial, dan fisik tiap
individu termasuk kemampuannya untuk melakukan kegiatan dalam kehidupan. Remaja
berbeda dengan dewasa dalam pandangannya terhadap kualitas hidup. Orang dewasa
menilai kemampuannya dari keadaannya yang mandiri dalam kehidupan, sedangkan
remaja lebih mementingkan tercapainya pesta
dan pencapaiannya pada tugas perkembangan lain yang penting untuk pertumbuhan
emosi dan fisik.
Secara garis besar penyebab kondisi kesehatan kronis
adalah sebagai berikut :
-
Genetik: antara lain adalah diabetes
melitus tipe 1, thalasemia, sindroma down, fenilketonurea, sindroma fragil, dan
sebagainya.
-
Penyakit infeksi sekuele dari
ensefalitis, polio, jantung rematik, HIV/AIDS, CMV, Toxoplasma dan sebagainya.
-
Lingkungan: Keracunan logam berat
-
Nutrisi: Defisiensi nutrisi / KEP,
vitamin A, Iodium, dan sebagainya
-
Cedera: akibat kecelakaan, kekerasan
dll.
Banyak kondisi kesehatan kronis yang tidak diketahui
sebabnya, misal: kanker, autisme, ADHD, cacat bawaan genetik. Penyakit alergi
juga sering menyebabkan kondisi kesehatan kronis seperti asma, eksema, dan lain
lain.
Dampak
penyakit kronis bergantung oleh pandangan anak terhadap organ tubuhnya,
penyakitnya, pengobatan yang diterimanya, dan pandangan terhadap kematian.
Dampak jangka panjang kondisi kesehatan kronis dapat mengenai penderita maupun
keluarganya. Dampak pada anak tercermin pada perkembangan psikososialnya,
keterlibatannya dengan teman sebaya serta prestasi di sekolah. Sedangkan dampak
terhadap keluarganya, antara lain terhadap status psikososial orang tua,
aktifitas dan status ekonomi keluarga serta peran keluarga di masyarakat.
1. Penampilan (body image)
1. Penampilan (body image)
Remaja sangat sadar
dengan penampilannya. Pubertas terlambat atau kecacatan yang tampak akan
mengakibatkan rendah diri. Bentuk fisik yang berbeda dibandingkan dengan remaja
sehat juga sering menimbulkan kecemasan dan depresi, karena remaja sangat
memperhatikan penampilan fisik. Kondisi kronis yang mengharuskan menggunakan
alat bantu misalnya alat bantu dengar, kursi roda, dan lainnya menyebabkan
perasaan minder sehingga mereka cenderung menarik diri. Penampilan yang tidak
normal, dapat mengakibatkan:
* Rendah diri
* Menyendiri dari kelompoknya
* Sering absen dari sekolah dan aktifitas lainnya
* Meningkatnya kekhawatiran terhadap fungsi seksual
* Gangguan makan
* Depresi, pemarah, atau keduanya
* Menyendiri dari kelompoknya
* Sering absen dari sekolah dan aktifitas lainnya
* Meningkatnya kekhawatiran terhadap fungsi seksual
* Gangguan makan
* Depresi, pemarah, atau keduanya
4. Kemandirian (Independence-Dependence)
Dalam penatalaksanaan medis, seringkali remaja
dengan kondisi kronis dipengaruhi oleh perkembangannya dalam proses
kemandiriannya yaitu pada remaja awal dan menengah. Pada anak dengan kondisi
kronis sangat bergantung pada orangtuanya atau lainnya, termasuk dokternya;
dalam perkembangannya remaja ini dapat menjadi penurut dan kekanak-kanakan
Cara pengobatan atau penetralan penyakit kronis pada
remaja
1. Doa
2. Semangat
Keluarga dan teman-teman
3. Tenaga
Medis/ Multidisiplin (dokter, alat bantu dan obat)
Pada akhirnya dapat disimpulkan remaja dengan kondisi kesehatan kronis perlu mendapat perhatian khusus oleh karena kondisinya berbeda dengan remaja yang normal. Remaja ini dapat mengalami gangguan pada setiap sektor tumbuh kembangnya, oleh karena itu diperlukan pelayanan yang bertujuan penting. Dokter anak harus dapat menangani penderita baik secara medis maupun sebagai motivator dalam semua aspek kehidupan secara komprehensif. Diperlukan kerjasama dari berbagai multidisiplin dalam mengatasi hal ini, sehingga keadaan-keadaan yang dialami oleh remaja dengan kondisi penyakit kronis tersebut dapat dilewati dengan baik.
Sebenarnya
apabila materi ini diurai maka akan lebih banyak yang ingin saya uraikan, tetapi
berhubung keterbatasan waktu maka saya cukupkan sekian dan apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih.
Om
Shanti Shanti Shanti Om
No comments:
Post a Comment