Sejarah Photografi
catatan kaki dari sejarah fotografi.
Istilah photography pertama dicetuskan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839,
kata ini diambil dari kata Yunani yang diartikan sebagai “cahaya dan menulis”.
Jauh sebelum photograp pertama dibuat, Ilmu optikal dikembangkan oleh ilmuan
dari Iraq (arab) yang bernama Ibn al-Haytham (Alhazen) (965–1040), dengan
penemuannya berupa camera obscura (dark room) dan pinhole camera (lens), yang
eksis kurang lebih sekitar 4oo tahun lamanya.dan pada tahun 1519 Leonardo da
Vinci mengunakan camera obscura tersebut untuk membantunya melukis/ membuat
gambar. Dan yang kedua adalah proses perkembangan ilmu kimia yang berkembang
ratusan tahun sebelum photography ditemukan. Misalnya penemuan beberapa warna
yang dihasilkan dari cahaya matahari, dengan adanya sedikit perbedaan antara
api, air, dan cahaya. masih banyak deretan ilmuan yang ngak bisa diurai
satu-satu di sini… kepanjangan..mereka mengembangkan ilmu kimia yang berkaitan
dengan warna, cahaya , capture image, silver nitrate, silver chloride.
Diafragma, dll. Pokeke bingung lah aku… yang semua mengarah ke ilmu photografi.
tahapan perkembangan photography sendiri dimulai oleh seorang Prancis yang
bernama Tiphaigne de la Roche, (1729- 1774) dengan karyanya yang berjudul
“Giphantie”
Gambar pertama yang sukses adalah yang dihasilkan pada bulan Juni/juli 1827
oleh Niepce, yang menggunakan material yang keras untuk mengekspose cahaya.
(box hitam kotak Kayu)
Wah seru juga ya… belum lagi bicara perkembangan kameranya.. dari kamera hitam
putih, berwarna, digital, Kalau secara acak urutan penemuanya ini nih..:
pada abad ke-5 SM, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala
alam. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian
dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik
lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn
Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang berlubang.
Fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19. Tahun 1839 yang
dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Bahkan di Perancis dinyatakan secara
resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua
dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre,
sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan
dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya
dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma untuk kepentingan umat manusia.
Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti
Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan
sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia.
Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of
Texas di Austin, AS.
Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa
buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa
jam sampai tercipta imaji. Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama
penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.Pada tahun 1827,
Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian,
Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut
heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah
menulis.
Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri
sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi
karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.
Dalam perkembangannya kemudian dikenal Seni Fotografi yang menekankan estetika
dalam pengambilan gambar.
FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi
lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran
tersendiri dalam fotografi. Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat
fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran. Pada tahun 1901, seorang
peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan
tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang
dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk
lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke
beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili
menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian
detik. Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang
cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto
dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar
saja.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut
yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah.
Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke
daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
No comments:
Post a Comment