Seiring dengan perkembangan zaman
yang semakin pesat, baik dalam bidang informasi, komunikasi dan IPTEK. Ilmu
kimia juga semakin berkembang secara siknifikan, ini ditandai dengan
digunakannya ilmu kimia dalam produk-produk yang dihasilkan manusia, seperti :
sabun, detergen, pasta gigi, sampo, kosmetik, obat, dan produk-produk yang
dibutuhkan lainnya. Ilmu kimia juga sangat berpengaruh dan memiliki peran yang
penting dalam perkembangan ilmu lain, seperti : geologi, pertanian, kesehatan
dan dalam menyelesaikan masalah global.
Peran ilmu kimia untuk membantu
pengembangan ilmu lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari
berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah geolog dalam
mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia
mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan
kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan
tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat
dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit
dapat menggunakan pestisida dan Insektisida.
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya penemuan obat-obatan
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya penemuan obat-obatan
- Di bidang pertanian
Ambil contoh ketika tumbuhan
membutuhkan air serta tanah yang subur. Namun dibidang pertanian modern, telah
menggunakan pupuk dan pestisida. manfaat pupuk untuk tumbuhan ialah Merangsang
pertumbuhan akar, batang dan daun serat Meningkatkan mutu dan jumlah hasil yang
baik. karena pupuk adalah senyawa kimia anarganik yang dijumpai di alam atau
dibuat manusia yang memiliki nilai hara langsung atau tidak langsung bagi
tanaman. Penggunaan pestisida dapat memusnahkan hama-hama, dan meningkatkan
produksi tumbuhan dengan cepat. namun dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia.
- Di bidang kedokteran
Di bidang ini banyak dijumpai
manfaatnya, seperti obat-obatan yang membantu penyembuhan pasien, karena obat
adalah hasil dari penelitian dibidang kimia farmasi.
- Di bidang pangan
Adanya komposisi pada makanan, yang
bermanfaat bagi manusia. penggunaan mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh
pembuatan kecap, tempe, dan yoghurt.
- Di bidang industri/pabrik
Penerapan ilmu Kimia di bidang
industri, ilmu Kimia seringkali sangat dibutuhkan. Mesin-mesin di industri
membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan kondisi
dan bahan-bahan yang digunakan. Seperti semen, kayu, cat, beton, dsb.
dihasilkan melalui riset yang berdasarkan ilmu Kimia. Kain sintetis yang Anda
gunakan juga merupakan hasil penerapan ilmu Kimia.
- Di bidang Hukum
Manfaat di bidang hukum yaitu ketika
terjadi kejahatan-kejahatan ataupun pembunuhan, dengan begitu dibutuhkan sample
hasil tes DNA, yang menggunakan ilmu kimia.
- peran Kimia dalam Menyelesaikan
Masalah Global
Ilmu kimia juga berperan dalam
menyelesaikan masalah global yaitu masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia,
seperti yang menyangkut masalah dalam bidang lingkungan hidup, kedokteran,
geologi, biologi dan lain-lain, ataupun untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM). Sebagai contoh, masalah global dalam hal lingkungan hidup dan krisis
energi
Bahan Bakar
Saat ini bahan bakar dunia, berupa
minyak bumi, batu bara, gas alam yang berasal dari fosil. Fosil merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena fosil terbentuk dari
organisme yang terkubur beberapa jutaan tahun lalu. Bahan bakar tersebut akan
habis dan manusia harus dapat mencari sumber energi alternatif, untuk mengatasi
krisis enegri tersebut. Dalam hal ini ilmu kimia sangat berperan. Contoh sumber
energi alternatif misalnya alkohol, energi nuklir, geoternal (panas bumi) atau
energi matahari yang tak terbatas.
Teknologi Biogas
Ternak-ternak di pedesaan dapat
menimbulkan masalah lingkungan, karena kotorannya yang berserakan dapat
menimbulkan bau yang tidak enak, kotoran ternak juga merusak pemandangan di
desa, bahkan dapat menjadi sumber penularan penyakit. Dengan teknologi biogas,
permasalahan tersebut, dapat diatasi, dimana kotoran hewan tersebut diolah
hingga bermanfaat bagi manusia. Pembuatan biogas menggunakan bahan baku kotoran
hewan/ternak yang dibubur halus menjadi butiran kecil dan dicampur air. Hasil
teknologi biogas tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk
lampu penerangan maupun untuk memasak
Program Langit Biru
Program Langit Biru artinya program
yang bertujuan untuk meminimalisasikan polusi udara akibat dari pemanfaatan
energi. Polusi udara tersebut diakibatkan dari emisi gas buang yang ditimbulkan
dari pemanfaatan energi. Transportasi merupakan salah satu penyebab polusi
udara. Emisi gas buang tersebut misalnya Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon,
Nitrogen Oksida, Sulfur dioksida, Timah hitam (Pb) dan debu. Jenis dan jumlah
pencemaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor jenis energi, jenis kendaraan,
umur kendaraan, ukuran mesin dan perawatan kendaraan tersebut.
Bahan Kimia dalam Berbagai Produk
Perkembangan ilmu kimia yang
siknifikan mengakibatkan produk-produk yang dibutuhkan manusia juga menggunakan
bahan kimia. Banyak sekali produk-produk yang menggunakan bahan kimia antara
lain:
- Sabun
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas,
terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan air,
sabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa
oleh air bersih. Di negara berkembang, detergen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak juga sabun yang merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada
suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali
yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau
dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan,
seperti minyak zaitun.
Kandungan utama sabun adalah
Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari campuran basa dengan minyak.
Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun
mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi
merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran
sabun mandi. Garam mandi umumnya mengandung garam-garam anorganik, minyak
esensial dan pewangi.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah
bahan kimia berbahaya bagi kulit yang biasanya dapat ditemukan dalam
produk-produk seperti: pada pasta gigi dan sabun. Bahan kimia ini, merupakan
salah satu bahan pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda
minyak. Bahan kimia ini memiliki sifat sebagai bahan pembersih yang sangat
kuat, dan biasanya bahan kimia ini dicampur ke dalam produk pembersih karena
memiliki kemampuan untuk menghasilkan busa yang banyak.
Namun, meskipun memiliki kemampuan
yang kuat sebagai pembersih, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) ini jika digunakan
dalam jangka waktu panjang, dapat mengakibatkan iritasi yang tinggi pada kulit.
Dan untuk jangka pendeknya mengakibatkan alergi, gatal-gatal, kulit kering
serta kemerahan. Efek samping ini dapat terlihat jelas pada orang yang memiliki
jenis kulit sensitive. Selain itu karena daya pembersihnya yang kuat, SLS ini
dapat mengangkat dan mengikis lemak yang sangat berguna bagi kulit. Padahal
lemak memiliki peran yang sangat penting bagi kulit karena dapat melindungi
kulit dari radikal bebas, sengatan sinar matahari dan juga hal-hal yang dapat
mengganggu kesehatan dan kelembaban kulit, seperti alergi dan iritasi.
- Susu
Peneliti di London, menemukan dalam
segelas susu terdapat campuran hingga 20 macam bahan kimia. Campuran tersebut
mulai dari obat penghilang rasa sakit, antibiotik dan zat pertumbuhan hormon.
Menggunakan tes yang sangat sensitif,
mereka menemukan sejumlah bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit
pada hewan dan manusia, dengan menggunakan sample pada sapi, kambing, dan air
susu ibu.
Dosis obat pada bahan kima tersebut
memang kecil untuk berefek pada orang yang meminumnya. Tetapi, hasil tersebut
menunjukan bagaimana bahan kimia buatan manusia sekarang ditemukan di seluruh
rantai makanan. Bahkan, jumlah tertinggi penggunaan bahan kimia banyak
ditemukan dalam susu sapi.
Para peneliti percaya beberapa obat
dan promotor pertumbuhan diberikan kepada ternak guna mendapatkan susu melalui
pakan ternak yang telah terkontaminasi. Tim peneliti Spanyol dan Maroko
menganalisis 20 sampel susu sapi yang dibeli di Spanyol dan Maroko, bersama
dengan sampel susu kambing dan air susu ibu.
Kerusakan tersebut mereka
publikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry yang menyatakan
bahwa susu sapi mengandung sisa anti-inflamasi obat asam niflumic, asam
mefenamat dan ketoprofen. Biasanya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit
pada hewan dan manusia.
Tidak hanya itu, dalam susu tersebut
juga mengandung hormon 17 beta estradiol, suatu bentuk estrogen hormon seks.
Hormon terdeteksi pada tiga sepersejuta gram dalam setiap kilogram susu,
sedangkan dosis tertinggi asam niflumic kurang dari sepersejuta gram per
kilogram susu. Namun, para ilmuwan, yang dipimpin oleh Dr Evaristo Ballesteros,
dari University of Jaen di Spanyol, mengatakan,”teknik mereka bisa digunakan
untuk memeriksa keselamatan makanan jenis lain”.
- Garam Dapur
Natrium klorida, juga dikenal
dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang
paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen
utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan
sebagai bumbu dan pengawet makanan.
Sodium Chlorida atau Natrium
Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat
osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran
berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses
metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat
terhambat. Dengan kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl
terlarut di dalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat
konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi kandungan air (konsentrasi
rendah)/low concentrate yang terdapat di dalam tubuh benih sehingga akan
diperoleh keseimbangan kadar air pada benih tersebut. Hal ini dapat terjadi
karena H2O akan berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat
yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini merupakan hal yang sangat
menguntungkan bagi benih recalsitran, karena sebagaimana kita ketahui benih
recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi dan sangat
peka terhadap penurunan kadar air yang rendah. Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih recalsitran selalu mengalami perkecambahan dan berjamur
selama masa penyimpanan atau pengiriman ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan
konsentrasi sodium chlorida (NaCl) maka hal ini dapat teratasi.
- Asam Cuka
Asam cuka atau asam asetat (acetic
acid) adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa
asam dan aroma dalam makanan, selain dapat berfungsi juga sebagai pengawet
bahan makanan. Asam cuka encer merupakan golongan asam lemah yang paling aman
bagi tubuh. Selain dalam makanan, asam asetat encer juga sering digunakan
sebagai pelunak air dalam rumah tangga.
Selain digunakan dalam industri
makanan dan rumah tangga, asam asetat juga digunakan dalam industri produksi
polimer dan berbagai macam serat dan kain, dan industri obat-obatan. Asam
asetat yang digunakan dalam industri makanan haruslah asam cuka makan. Asam
asetat encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat
yang lebih pekat berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan
kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman
darah.
Komposisi utama cuka terdiri dari
asam asetat atau lebih dikenal asam cuka (acetic acid), juga mengandung asam
amino (amino acid), asam organik (organic acid), zat gula (saccharides),
vitamin B1 dan B2. Cuka memiliki beberapa fungsi, antara lain: membasmi kuman,
menghilangkan racun dan bau amis. Ketika membuat ikan asinan, tambah sedikit
cuka akan hindarkan remuk dan busuk. Dalam pengolahan hidangan seafood mentah
seperti oyster dan kepiting laut, menggunakan cuka akan mampu membasmi kuman
dan hilangkan rasa amis dalam 10 menit.
Hakikat Ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa
Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh
ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti,
ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya,
ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan
serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Zat atau materi
itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Susunan materi mencakup
komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut.
Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau
menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat
suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi
tersebut. Perubahan materi meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan
perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan
materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi
dan asal-usul energi itu.
Berfikir radikal merupakan awal
lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap secara radikal atau bebas tentang
definisi atom dan model atom. Pikiran radikal diperoleh dari dari kemauan dan
kemampuan suatu otak untuk memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun empriris.
Cara berpikir radikal ini, mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan
dunia kimia. Salah satu mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir
untuk menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul
teori-teori tentang atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau
fundamental dari fenomena dasar mengenai penyusun suatu materi.
Hakikat ilmu kimia adalah bahwa
benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi
bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini
mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Fakta yang terdapat di alam
mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri pemikiran filsafat yang
telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis terhadap
suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi pertanyaan
terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh : fakta kimia yaitu larutan
elektrolit dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan : apa yang
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa yang
menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik,
bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat
dalam kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan, dan berbagai bidang lain.
Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material
dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan
lebih ramah lingkungan.
Konsep dasar Kimia merupakan
kumpulan beberapa hal penting yang akan dipelajari atau dibahas dalam Ilmu
Kimia. Beberapa hal yang termasuk dalam Konsep Dasar Kimia, antara lain
adalah :
- Tatanama
Tatanama kimia merujuk pada sistem
penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang
terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama
organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
- Atom
Atom adalah suatu kumpulan
materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung
proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan
positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari
suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat
dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
- Unsur
Unsur adalah sekelompok atom
yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai
nomor atom unsur. Sebagai contoh, atom yang memiliki 6 proton pada intinya
adalah atom dari unsur karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya
adalah atom unsur uranium. Semua unsur kimia yang telah ditemukan dapat dilihat
pada tabel periodik unsur, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan
kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama, lambang, dan nomor
atom dan nomor massa juga tersedia.
4. Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau
suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih
elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan
anion bermuatan negatif (misalnya klorida Cl–) dapat membentuk garam
netral (misalnya natrium klorida, NaCl).
- Senyawa
Senyawa merupakan suatu zat
yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang
menentukan susunannya. Sebagia contoh, air merupakan senyawa yang mengandung
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk
dan diuraikan oleh reaksi kimia.
- Molekul
Molekul adalah bagian terkecil
dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan
sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom
yang terikat satu sama lain. Contoh molekul adalah H2O yang dalam
kehidupan sehari-hari dikenal dengan air.
- Zat Kimia
Suatu zat kimia dapat berupa suatu
unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan
unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dan lain-lain.
- Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan gaya
yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal. Ikatan kimia
yang umum adalah ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi. Pada
banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi
dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini,
teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari
struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam,
teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang
lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.
- Wujud Zat
Fase adalah kumpulan keadaan
sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi
kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal,
indeks refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal
adalah padatan, cair, dan gas.
10. Reaksi Kimia
Reaksi kimia
adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa
menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar,
pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau
penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk
atau terputusnya ikatan kimia.
Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja
A. Metode ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa
inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir
ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan,
bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk
memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu
metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa
yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini
akan menuntun proses selanjutnya.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir
yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga
terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan
sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Setiap metode ilmiah selalu
disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak
ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data
empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila
sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah
sebuah bentuk metode ilmiah.
Di saat melaksanakan metode ilmiah,
proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini
adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga,
jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat
dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya
dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan
terkontrol.
Karena metode ilmiah dilakukan
secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode
ilmiah adalah sebagai berikut:
- Observasi
Merumuskan Masalah / Obsevasi adalah
berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya
masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan
metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data
tersebut, kemudian menyimpulkannya. Permusan masalah adalah sebuah keharusan.
Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila
masalahnya sendiri belum dirumuskan.
- Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang
telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan
hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat
melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir
ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
- Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan
yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan
data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
- Melakukan Eksperimen / Menguji
Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
- Perumusan Teori
Setelah menguji hipotesis maka
perlunya di rumuskan teori atau hasil yang diperoleh dari eksperimen
- Merumuskan kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir
ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang
diajukannya.
B. Keselamatan Kerja
Setiap pekerjaan pasti ada
resikonya. Tingkat resiko tersebut ada yang kecil, ada juga yang besar.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar
di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan sekecil
apapun. Sehubungan dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di dalam kegiatan
laboratorium, maka perlunya mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda
atau barang-barang yang ada di laboratorium.
Tata tertib ini penting untuk
menjaga kelancaran dan keselamatan pekerja/praktikum di
dalam laboratorium. Berikut ini beberapa contoh tata tertib.
- Alat-alat serta bahan yang ada
di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil keluar tanpa seizin
guru.
- Alat dan bahan harus digunakan
sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
- Jika dalam melakukan percobaan
tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera bertanya kepada guru.
- Bekerja di laboratorium
hendaknya memakai jas laboratorium.
- Jika ada alat yang rusak atau
pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru.
- Jika terjadi kecelakaan,
sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena bahan kimia,
hendaknya segera dilaporkan ke guru.
- Etiket (label) bahan yang
hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru, agar dapat
segera diganti.
- Tidak diperkenankan makan,
minum dan merokok di dalam laboratorium.
- Setelah selesai percobaan,
alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih.
- Buanglah sampah pada tempatnya.
- Sebelum meninggalkan
laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas
ditutup, dan kontak listrik dicabut.
Untuk mencegah terjadinya bahaya
yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
- Botol-botol yang berisi bahan
kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan khusus untuk itu.
- Jangan mengisi botol-botol
sampai penuh.
- Jangan menggunakan tutup dari
kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama kelamaan tutup itu akan
melekat pada botol dan susah dibuka.
- Semua peralatan/gelas kimia
yang berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan nama bahan itu.
- Bahan kimia yang dapat bereaksi
hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
- Bahan-bahan kimia yang sangat
beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam jumlah kecil dan tanggai
pembeliannya dicatat.
- Semua bahan persediaan bahan
kimia secara teratur diteliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan zat-zat kimia, yaitu:
- Tabung reaksi yang berisi zat
kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.
- Senyawa kimia tidak boleh
dibau.
- Larutan kimia yang tertuang di
meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera dengan
cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03. Basa
kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air
yang cukup.
- Larutan pekat yang tidak
terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih dahulu.
Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran atau
pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
- Senyawa/zat kimia tertentu
(asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan
terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak
menimbulkan bahaya.
- Penggunaan pelindung wajah
sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-senyawa
kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang
terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
No comments:
Post a Comment